Sebagian besar peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer disebabkan
oleh aktivitas manusia yang menghasilkan energi dari bahan bakar fosil. Aktivitas
manusia meningkatkan jumlah karbon dioksida di atmosfer ini dapat dampak
negatif bagi lingkungan seperti peningkatan temperatur global dan perubahan iklim.
Dengan adanya dampak negatif dari emisi karbon dioksida, perlu adanya
penanganan terhadap emisi karbon dioksida agar tidak memberikan dampak lebih
buruk terhadap lingkungan. Pendekatan yang relatif baru dan mendapat banyak
perhatian dalam pengolahan gas CO2 dengan memproduksi senyawa bernilai
tambah lainnya dari gas CO2. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan adalah
teknologi reduksi elektrokimia CO2, yang dapat mengubah karbon dioksida
menjadi senyawa lain seperti asam format. Asam format digunakan dalam berbagai
penerapan di industri. Selain itu, asam format merupakan pilihan yang menarik
sebagai hydrogen carrier atau pembawa hidrogen dalam bentuk cair. Asam format
telah terbukti menjadi bahan yang tersedia untuk menerapkan teknologi
penyimpanan hidrogen, sehingga menghindari pemasangan infrastruktur baru yang
mahal.
Modifikasi elektroda dilakukan dengan proses elektrodeposisi menggunakan
larutan elektrolit Timbal(II) nitrat (Pb(NO3)2) dengan konsentrasi 0,01 M, asam
nitrat (HNO3) dengan konsentrasi 0,1 M, dan natrium fluorida (NaF) dengan
konsentrasi 0,01 M yang dicampurkan dengan rasio 1:1:1. Proses elektrodeposisi
dilakukan tanpa pengadukan. Elektrodeposisi dilakukan pada variasi rapat arus 0,5,
1, 2, dan 3 A/cm2. Selain itu, variasi waktu deposisi juga diatur untuk waktu 5, 20,
60 detik. Elektroda yang telah dideposisi dibersihkan menggunakan aqua DM dan
dikeringkan menggunakan gas nitrogen dalam temperatur ruang. Waktu
elektrodeposisi dan rapat arus pada pembuatan katoda diteliti lebih lanjut mengenai
pengaruhnya terhadap morfologi katoda.
Penelitian reduksi elektrokimia CO2 menjadi asam format ini menggunakan
sparger untuk menghasilkan gelembung CO2 dalam larutan elektrolit KHCO3 0,5
M. Larutan anolit yang digunakan, yaitu H2SO4 0,1 M. Larutan katolit di-bubbling
dengan gas CO2 selama kurang lebih 1 jam dengan laju bubbling CO2 50 mL/menit.
Elektrolit disirkulasi dengan menggunakan pompa ke dalam reaktor berjenis Proton Exchage Membrane (PEM) yang di dalamnya bagian ruang katoda dan anoda
dipisahkan dengan Membran Nafion 212. Elektroda yang digunakan, yaitu katoda
yang terbuat dari logam Cu dengan modifikasi menggunakan Pb melalui proses
elektrodeposisi dan anoda yang terbuat dari logam paduan Pt-Ir. Dengan adanya
modifikasi elektroda diteliti lebih lanjut mengenai pengaruh terhadap Efisiensi
Faraday dan persentase yield dari asam format yang dihasilkan dari elektrokimia
CO2. Untuk mengetahui pengaruh modifikasi elektroda terhadap Efisiensi Faraday
dan persentase yield dari asam format hasil elektrolisis, dilakukan perbandingan
hasil terhadap hasil elektrolisis elektroda Pb-Sn.
Dengan adanya peningkatan waktu elektrodeposisi menyebabkan penambahan
massa endapan Pb pada elektroda Pb/Cu 2 A/cm2;5s sebesar 0,00065 ± 0,00007
gram, elektroda Pb/Cu 2 A/cm2;20s sebesar 0,0029 ± 0,0003 gram, dan elektroda
Pb/Cu 2 A/cm2;60s sebesar 0,009 ± 0,007 gram. Selain itu, adanya peningkatan
rapat arus menyebabkan peningkatan persen massa Pb dengan elektroda Pb/Cu 3
A/cm2;5s sebesar 10,02%, nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan elektroda
Pb/Cu 0,5 A/cm2;5s sebesar 0,47%. Modifikasi elektroda Pb/Cu memberikan
pengaruh terhadap efisiensi arus dan persentase yield dari asam format yang
dihasilkan dari elektrolisis CO2. Elektroda Pb/Cu 2 A/cm2;20s menjadi elektroda
terbaik dengan nilai efisiensi arus dan persentase yield dari asam format terbesar
dibandingkan elektroda lain. Efisiensi arus bernilai 8,73%, sedangkan persentase
yield dari asam format bernilai 5,16%. Namun, elektroda Pb/Cu 0,5 A/cm2;20s
menjadi elektroda dengan nilai efisiensi arus dan persentase yield dari asam format
terkecil dibandingkan elektroda lain. Efisiensi arus bernilai 2,35%, sedangkan
persentase yield dari asam format bernilai 1,64%.