digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
PUBLIC Open In Flip Book Dessy Rondang Monaomi

Diesel generator merupakan peralatan yang berfungsi sebagai pembangkit listrik pada kapal tongkang lepas pantai (swamp barge). Diesel generator terdiri dari beberapa sub sistem seperti sub sistem pemasukan (intake system), pelumasan (lubrication system), pembakaran (fueling system), pendingin (cooling system), pembuangan (exhaust system), dan kelistrikan (electrical system). Sub sistem kelistrikan memiliki nilai RPN tertinggi, yang terdiri dari beberapa komponen seperti alternator, battery, electric starter, pengatur kecepatan (governor), pengatur tegangan (automatic voltage regulator), dan panel control. Semakin tinggi operasinal jam kerjanya maka semakin besar pula potensi kerusakan pada diesel generator. Oleh karena itu, diperlukan analisis untuk mengidentifikasi komponen- komponen kritis, memahami penyebab kegagalan, dan menilai dampak kegagalan terhadap kinerja sistem. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah metode sistematis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan mode kegagalan potensial dalam suatu sistem dengan perhitungan Risk Priotiy Number (RPN). Hasil perhitungan dan analisa menggunakan metode FMEA, alternator merupakan komponen yang mempunyai nilai RPN tertinggi yang menyebabkan kegagalan diesel generator dengan skor RPN sebesar 375 diikuti dengan panel kontrol dengan skor RPN sebesar 325. Adapun perhitungan keandalan (reliability) menggunakan distribusi eksponensial dengan nilai keaandalan terendah pada belt alternator sebesar 0.7803476 dan indicator lamp sebesar 0.7184294, hal ini mengindikasikan bahwa komponen tersebut memiliki peluang kegagalan yang lebih tinggi dibandingkan komponen lainnya dalam sistem.