digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
PUBLIC Open In Flip Book Dessy Rondang Monaomi

Kepatuhan pasien minum obat mempengaruhi tingkat keberhasilan pengobatan pasien tuberkulosis. Obat anti tuberkulosis diberikan selama 6 bulan dan harus dipatuhi hingga pengobatan dinyatakan selesai setelah mendapatkan evaluasi pengobatan. Namun masih ditemukan pasien tidak patuh yang berhenti pengobatan atau tidak konsisten mengikuti jadwal minum obat sehingga menjadi resisten terhadap obat anti tuberkulosis. Periode waktu pengobatan yang panjang, efek samping setelah minum obat, dan ketidaktahuan terhadap bahaya resistansi obat merupakan penyebab ketidakpatuhan pasien minum obat. Kepatuhan minum obat penderita saat ini diawasi dan dicatat pada sistem informasi kesehatan, akan tetapi pencatatan yang hanya dilakukan saat kontrol pengobatan belum mampu mengontrol penderita tidak putus obat. Pemusatan pengobatan kepada penderita diperlukan untuk mengurangi hambatan yang dirasakan oleh penderita, Penggunaan teknologi informasi dibutuhkan untuk mengintervensi kepatuhan minum obat secara langsung oleh penderita. Penelitian ini mengembangkan aplikasi kepatuhan minum obat yang dilengkapi fitur-fitur perubahan perilaku dari komponen behavior change techniques seperti action planning, prompt/cues, self- monitoring, shaping knowledge, dan information about health consequences. Fitur perubahan perilaku yang dikembangkan bertujuan untuk mengintervensi faktor- faktor yang mempengaruhi perubahan seperti consciousness raising, stimulus control, dan self-reevaluation. Pengembangan aplikasi dilakukan dengan mengikuti aturan konsep service-oriented architecture dengan three-layers canvas untuk membuat lifecycle yang independen. Aplikasi yang dikembangkan dalam penelitian ini diberikan nama TBCare, telah dinilai kemudahannya dengan survey system ii usability scale (SUS) dan penerimaan pengguna mengenai fitur perubahan perilaku dinilai melalui survey kepuasan terhadap behavior change techniques oleh partisipan umum sebelum diimplementasikan pada penderita tuberkulosis. Aplikasi TBCare sudah diuji kemudahannya dengan skor penilaian SUS sebesar 74,20 dengan predikat “Excellent” dan skor kepuasan fitur behavior change techniques sebesar 84,77 dengan predikat “Best imaginable”. Penilaian ahli dilakukan untuk memberikan umpan balik terhadap pengembangan aplikasi karena keterbatasan akses untuk menghubungi penderita secara langsung, pembatasan dilakukan demi menjaga kerahasiaan penderita tuberkulosis. Penelitian ini mendapatkan penilaian dari 3 ahli yang merupakan dokter atau tenaga kesehatan yang bertugas mengontrol pengobatan penderita tuberkulosis.