Museum di Indonesia menghadapi tantangan besar, termasuk rendahnya minat masyarakat untuk berkunjung dan meningkatnya kebutuhan digitalisasi agar tetap relevan di tengah lanskap teknologi yang terus berkembang. Meskipun museum virtual telah muncul sebagai respons terhadap tantangan ini, efektivitasnya dalam melibatkan pengunjung dan membangun koneksi yang bermakna masih belum banyak diteliti, terutama di Indonesia. Penelitian ini menangani isu-isu krusial tersebut dengan menyelidiki respons perilaku pengunjung di museum virtual dan fisik, sekaligus mengisi kesenjangan besar dalam literatur museum di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengeksplorasi kondisi keterlibatan dan aksesibilitas pengunjung di museum virtual dan fisik, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pengunjung di kedua jenis museum, dan (3) memberikan rekomendasi marketing kepada museum di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif eksploratif dengan wawancara mendalam semi-terstruktur bersama pengunjung museum dan ahli. Data dianalisis menggunakan open, axial, dan selective coding yang divalidasi melalui triangulasi. Tema yang ditemukan mencakup pengalaman museum virtual dan fisik, emosi, keterlibatan, dan respons perilaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resonansi emosional, yang ditandai dengan koneksi emosional dan sensorik yang mendalam, adalah sesuatu yang unik pada museum fisik. Pengunjung yang mengalami resonansi emosional yang kuat di museum fisik cenderung menunjukkan perilaku proaktif, seperti eksplorasi yang teliti dan partisipasi aktif. Museum virtual, meskipun kurang memiliki kedalaman emosional seperti museum fisik, menawarkan peluang untuk memperluas aksesibilitas dan berfungsi sebagai alat pemasaran yang efektif untuk meningkatkan minat berkunjung ke museum fisik jika dirancang dengan tepat. Penelitian ini memberikan kontribusi pada keterbatasan literatur terkait keterlibatan pengunjung museum di Indonesia dengan menekankan potensi pelengkap antara museum virtual dan fisik. Studi ini juga memberikan wawasan, seperti pentingnya mengintegrasikan konteks fisik, personal, dan sosial dalam model pengalaman interaktif museum untuk membangkitkan emosi dan meningkatkan interaktivitas. Temuan ini dapat menjadi panduan bagi pengelola museum untuk strategi marketing untuk meningkatkan kunjungan ke museum.