Emisi gas metana pada tambang batubara memiliki dampak-dampak negatif, seperti
efek gas rumah kaca yang menyebabkan kenaikan temperatur pada bumi (global
warming), dapat menimbulkan ledakan gas metana dan menghasilkan gas beracun
karbonmonoksida. Hal ini menunjukkan emisi gas metana sangat berbahaya, baik
pada masa penambangan maupun pada pasca- penambangan. Oleh karena itu,
pemantauan kebocoran metana juga diperlukan untuk deteksi dini potensi
kebocoran gas metana. Automatic and Continuous Monitoring System — CO2
(ACMS-CO:) merupakan sistem monitoring emisi CO» dari dalam tanah. Namun,
penelitian dari alat tersebut menggunakan variabel flux gas CO» tanah serta
fleksibilitas alat yang masih kurang, diperlukan pengembangan lebih lanjut dari
ACMS-CO) agar dapat diaplikasikan untuk memonitor aliran metana pada tambang
batubara secara lebih efektif. Penelitian ini berfokus pada pengembangan ACMSCO menjadi sistem deteksi Automatic and Continuous Monitoring System — CHu
(ACMS-CH4) yang dapat mengukur konsentrasi metana secara langsung di
lapangan dan lebih fleksibel. Data konsentrasi metana yang didapat, kemudian akan
diolah untuk mengetahui difusi dan permeabilitas gas metana, baik melalui rekahan
batuan maupun melalui batuan berpori. Permodelan numerik juga akan dibuat untuk
mengetauhi simulasi difusi gas metana melalui rekahan batuan dan batuan berpori
dengan metode the explicit forward euler method dengan memanfaatkan sofiware
microsoft excel. Hasil pada penelitian ini menunjukkan nilai koefisien difusi gas
metana pada rekahan batuan dipengaruhi oleh tipe rekahan, rekahan batuan
sederhana lebih cepat mendifusikan gas metana dibanding rekahan batuan
kompleks. Perbandingan nilai koefisien difusi pada rekahan batuan lebih tinggi
dibanding batuan berpori. Pada batuanberpori, sandstone memiliki nilai koefisien
difusi yang lebih tinggi dibanding si/tstone. Permodelan numerik menunjukkan
semakin dekat suatu area dengan sumber gas metana, konsentrasi aliran metana
juga akan semakin tinggi dan jenis batuan juga mempengaruhi konsentrasi aliran
metana. Pada penelitian ini, si/tstone adalah jenis batuan yang paling rendah dalam
mengalirkan metana.