Seiring dengan perkembangan kawasan dan ekonomi, keberadaan air permukan dan air tanah di daerah aliran sungai (DAS) mengalami degradasi, khususnya di sebagian besar sungai di Pulau Jawa sebagai contoh terjadi pada DAS Cisadane. Salah satu bentuk upaya konservasi di Indonesia adalah penetapan daerah resapan air (DRA) yang diatur melalui Peraturan Menteri PUPR 10/2015. Pada penelitian ini telah dikembangkan model spasial KARDAS yang komprehensif dengan menggunakan unit luas kecil (unit grid 1km x 1km), dengan memberikan pembagian nilai relatif potensi tiap parameter resapan (score). Model spasial KARDAS dianalisis berdasarkan 2 skenario yaitu: skenario 1 menggunakan variabel sesuai Permen PUPR (kemiringan, tekstur tanah, tataguna lahan/ tutupan lahan, curah hujan) dan skenario 2 menggunakan variabel sesuai Permen PUPR dan elevasi. Apabila dilihat dari visual warna potensi resapan, Peta KARDAS dengan variabel Permen PUPR dan elevasi memiliki kemiripan dan kesesuaian dengan peta DRA WS Ciliwung Cisadane khususnya pada bagian hilir dengan potensi resapan rendah sampai sedang. Pada bagian hulu DAS Cisadane peta KARDAS baik dengan skenario 1 dan 2 sama-sama memiliki kesesuaian dengan peta DRA WS Ciliwung Cisadane dengan potensi resapan tinggi-sangat tinggi. Penelitian ini memberikan manfaat dan kebaruan khususnya pada pengembangan model spasial KARDAS secara komprehensif serta pengembangan persamaan laju infiltrasi. Persamaan dasar identik dengan persamaan infiltrasi referensi menurun terhadap waktu (invers) yaitu persamaan-persamaan intensitas curah hujan seperti dikemukakan oleh Talbot, Sherman dan Ishiguro yang kemungkinan dari salah satu persamaan tersebut bisa dikembangkan menjadi persamaan alternatif infiltrasi yang lebih sesuai dengan kondisi fisik di DAS Cisadane. Korelasi persamaan pengembangan infiltrasi mengikuti persamaan Talbot R2 dari 0.96 – 0.99 (sangat bisa diterima) dan lebih baik dibandingkan Persamaan Horton, Kostiakov dan Kostiakov Lewis untuk studi kasus dan data primer dari penelitian ini.