Perkembangan teknologi informasi khususnya internet yang cepat menimbulkan
adanya ancaman pada ruang siber. Berbagai jenis ancaman ini menimbulkan
kebutuhan penerapan sistem keamanan siber. Selain itu, ancaman siber juga
memicu terbitnya beberapa regulasi keamanan siber sehingga semakin mendesak
kebutuhan penerapan sistem keamanan siber. Berbagai sektor, termasuk digital
startup dan Pemerintah, dituntut untuk segera mematuhi regulasi yang mana
penerapan sistem keamanan siber menjadi bagian dalam regulasi. Untuk
melindungi ruang siber dari ancaman dan memenuhi kebutuhan sistem keamanan
siber, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan penerapan teknologi
Security Information and Event Management (SIEM) yang mana teknologi ini juga
menjadi bagian penting dari sistem keamanan siber dalam kerangka kerja Cyber
Security Operation Center (CSOC) dan juga selaras dengan NIST Cyber Security
Framework beserta regulasi lainnya. Akan tetapi, pemenuhan teknologi ini
menemui beberapa kendala yakni masalah biaya dan adanya peningkatan jenis
serangan, data dan perangkat. Pemenuhan teknologi berbayar cenderung relatif
mahal. Selain itu, kecanggihan jenis serangan dan juga jumlah data yang dihasilkan
oleh perangkat terus bertambah sehingga membutuhkan solusi metode untuk
menanganinya juga. Solusi yang ditawarkan untuk menjawab permasalahan
tersebut adalah dengan menerapkan SIEM open source yang diperkuat dengan
pemodelan Hybrid Belief Rule Based (HBRB) yang merupakan bagian dari expert
system. Penelitian ini telah berhasil merancang, mengimplementaikan, dan
membuat dokumentasi penerapan SIEM open source yang diperkuat dengan
pemodelan HBRB dengan tujuan untuk mengklasifikasikan cyber security event.
Hasil penelitian telah dilakukan evaluasi dan diketahui hasilnya bahwa SIEM yang
diimplementasikan mendapat nilai accuracy dan recall 100% sehingga layak
diterapkan pada lingkungan kerja nyata.