Pengendalian kerumunan massa pada ruang publik seperti penerapan video
analytics people counting masih memerlukan analisis dan pengembangan lebih
lanjut terkait pengelolaan data yang dihasilkan agar membentuk sebuah indeks
penilaian yang menjadi tolak ukur dalam pengambilan keputusan dan mencegah
risiko penumpukan massa. Penilaian terhadap indeks safety dan security harus
mampu memetakan kondisi dengan kompleksitas yang tinggi kedalam berbagai
kemungkinan. Penerapan Pendekatan Hybrid Belief Rule Base (BRB) mampu
menilai tingkat belief degree terhadap masing-masing aspek safety maupun
security. Pada penelitian ini, analisis belief degree pada Hybrid Belief Rule Base
(BRB) dilakukan dengan pengkondisian disjungsi implikasi konjungsi terhadap 27
kondisi yang disebut juga sebagai rules. Atribut Hybrid Belief Rule Base (BRB)
yang digunakan pada penelitian ini ada 3 yaitu people counting melalui video
analytics, jadwal kereta api, dan events. Ketiga atribut ini dianggap
mempengaruhi jumlah kerumunan di ruang publik dengan studi kasus stasiun
kereta api Bandung. Perhitungan nilai belief degree dilakukan dengan
mengagregasi data per 10 menit dari pukul 13.00 hingga 17.10 WIB pada empat
area di stasiun kereta api Bandung dan pada tanggal 27 sampai 31 Oktober 2020
yaitu pada momen libur bersama. Penelitian ini berusaha menilai risiko berupa
kemungkinan terjepit, terjatuh dan terinjak, penularan penyakit, sesak nafas,
kemalingan, perkelahian, dan perusakan fasilitas. Dari hasil perhitungan Hybrid
Belief Rule Base (BRB) bahwa potensi resiko yang terjadi berdasarkan hasil
indeksifikasi yaitu terjepit sebesar 35,5%, terjatuh dan terinjak 23,25%, penularan
penyakit 43,75%, sesak nafas 38%, kemalingan 37,4%, perkelahian 42,25%, dan
perusakan fasilitas sebesar 43,25%.