digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - FAZA BILAL GHASSAN
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pemahaman terkait pengaruh struktur geologi terhadap alterasi dan mineralisasi dapat menjadi faktor penentu dalam eksplorasi sumber daya mineral. Daerah penelitian berada di Daerah Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah dengan luas sebesar 51,5 km² dan berada dalam wilayah kontrak karya PT Citra Palu Minerals. Daerah Mantikulore diketahui memiliki endapan emas epitermal sulfidasi rendah berdasarkan karakteristik alterasi dan mineralisasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi beserta pengaruh struktur geologi terhadap persebaran alterasi dan mineralisasi di daerah penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian berasal dari pemetaan lapangan dan 52 sampel batuan yang kemudian digunakan untuk analisis petrografi, mineragrafi, atomic absorption spectroscopy (AAS), analytical spectral device (ASD), dan analisis struktur geologi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa daerah penelitian terdiri dari tujuh satuan batuan, yaitu Satuan Sekis Amfibolit, Genes Biotit, Intrusi Granit, Intrusi Granodiorit, Intrusi Syenit, Endapan Molase, dan Endapan Aluvial. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian dikelompokan menjadi sesar geser menganan berarah NE-SW dan E-W, sesar geser mengiri berarah NW-SE, sesar turun berarah NW-SE, dan sesar naik berarah NE-SW. Adapun alterasi yang terdapat di daerah penelitian meliputi zona kaolinit ilit (kaolinit – ilit ± kuarsa ± alunit), zona smektit (smektit – ilit ± kuarsa ± kalsit), zona epidot klorit (epidot – klorit ± kuarsa ± kalsit), zona klorit (klorit ± kuarsa ± epidot ± kalsit), dan zona silisifikasi. Mineralisasi di daerah penelitian terkonsentrasi pada urat kuarsa yang memiliki kehadiran Au, Ag, Cu, pirit, dan kalkopirit. Alterasi dan mineralisasi di daerah penelitian menunjukan karakteristik endapan epitermal sulfidasi rendah yang dikontrol oleh keberadaan tiga zona urat kuarsa berarah NW-SE, yaitu Zona Urat Sungai Pondoh, Zona Urat Bukit 1, dan Zona Urat Bukit 2. Ketiga zona urat ini terbentuk oleh adanya sesar-sesar normal berarah NW-SE yang menjadi jalur keluarnya fluida hidrotermal daerah penelitian.