digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sumatera merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki aktivitas tektonik paling aktif di dunia. Sumatera dilewati jalur subduksi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia, hal ini memicu potensi Gempabumi bila terjadi pergerakan di dalam struktur bumi akibat sifat bumi yang dinamis. Pada 12 September 2007, Gempabumi besar dengan kekuatan M8.5 mengguncang wilayah pantai barat sumatera, sebelah barat daya Bengkulu. Gempabumi Bengkulu M8.5 September tahun 2007 dimodelkan untuk mempelajari mekanisme pada saat kejadian gempa serta untuk mengetahui pola pergeseran akibat gempa di wilayah barat daya Sumatera. Studi ini memperkenalkan salah satu metode yang dapat digunakan dalam memodelkan parameter mekanisme gempabumi berdasarkan data pergeseran permukaan. Paramater-parameter ini dihitung untuk memecahkan model dislokasi yang dimanfaatkan pada zona subduksi, seperti di Sumatera. Pola pergeseran gempabumi diketahui melalui pengamatan GPS. Pemodelan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam upaya mitigasi bencana Gempabumi dan sekaligus kewaspadaan terhadap ancaman bahaya tsunami untuk meminimalisasi korban jiwa.