Abstrak - Alvin Suhendra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER - Alvin Suhendra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I - Alvin Suhendra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II-Alvin Suhendra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III - Alvin Suhendra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV - Alvin Suhendra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V - Alvin Suhendra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - Alvin Suhendra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Banyak model teoretis yang telah diajukan untuk menjelaskan materi gelap
dan energi gelap. Akan tetapi, sejauh ini belum ada bukti eksperimental yang
kuat mendukung keberadaan keduanya. Model energi gelap yang paling sederhana,
konstanta kosmologi ?, masih mengalami persoalan yang dikenal sebagai
fine tuning problem dan cosmic coincidence problem. Oleh karena itu, dan
mengingat aspek-aspek fisika yang masih belum terungkap di dalam sektor
gelap ini, beberapa usulan telah diajukan, salah satunya melalui pendekatan
unifikasi, termasuk di antaranya menggunakan medan skalar tunggal pada
Lagrangian non-kanonik.
Dalam penelitian Tugas Akhir ini, Penulis menyelidiki evolusi medan skalar,
menguji kestabilannya dengan menggunakan persamaan autonomous, dan
menganalisis peturbasi yang timbul akibat keberadaan medan skalar ini. Medan
skalar ini terlihat berperilaku seperti cold dark matter bila suku kinetiknya
jauh lebih besar daripada suku potensialnya dan seperti energi gelap bila sebaliknya.
Terdapat empat titik kritis pada sistem autonomousnya, yang berkolerasi
dengan alam semesta dominasi radiasi, baryon, suku kinetik, dan suku potensial.
Titik kritis pada suku potensial bersifat stabil, menjadikannya sebagai
titik attractor. Hal ini sesuai dengan pengamatan kosmologi yang menyatakan
bahwa alam semesta saat ini mengembang dipercepat. Analisis perturbasi dilakukan
untuk mengamati perturbasi materi dan pertumbuhan struktur skala
besar. Laju pertumbuhan struktur mengalami peningkatan perlahan hingga
z ? 2, menandakan struktur dapat tumbuh tanpa kehadiran CDM.