Abstrak - NAUFAL RAFIF KUSUMAWARDHANA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Peluncuran satelit sinar-X pertama, Uhuru, pada tahun 1971 memicu perkembangan
pesat penelitian terkait sumber pemancar sinar-X di alam semesta.
Salah satu jenis sumber sinar-X yang ditemukan oleh Uhuru adalah black-hole
X-ray binary (BHXB). Salah satu sub-kategori dari BHXB, Low Mass X-ray
Binary (LMXB) transient, teramati mengalami peningkatan kecerlangan yang
sangat tinggi dalam peristiwa yang kemudian dikenal sebagai fase outburst.
Spektrum outburst LMXB transient secara umum terdiri atas 2 komponen
yaitu komponen termal dan non-termal. Komponen termal dapat dijelaskan
dengan model piringan akresi standar, sedangkan komponen non-termal diprediksi
disebabkan oleh korona yang terletak di dekat piringan. Belum ada teori
yang dapat mendeskripsikan secara pasti struktur dan geometri dari korona.
Beberapa LMXB transient menunjukkan spektrum refleksi yaitu foton-foton
yang telah terhambur dan mengalami reprocessing oleh piringan. Dalam spektrum
refleksi diamati terdapat jeda antara foton energi tinggi dengan foton
energi rendah yang disebut dengan reverberation lag. Reverberation lag dapat
digunakan untuk memprediksi geometri korona dengan metode reverberation
mapping.
Pada Tugas Akhir ini, menggunakan data pengamatan dari misi NuSTAR,
keberadaan reverberation lag pada GX 339-4 ditentukan dengan menggunakan
metode cross-correlation antara dua kurva cahaya pada rentang energi
yang berbeda. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat indikasi terjadinya
reverberation lag pada skala waktu > 1000s. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan
keberadaan lag dengan skala waktu < 1 detik. Pemeriksaan lag
pada skala waktu < 1000s menunjukkan koefisien korelasi yang terbesar pada
nilai 0. Hal ini disebabkan oleh resolusi waktu yang tidak optimal mengingat
binning terkecil yang dapat diterapkan pada pengolahan data standar adalah
10 detik.