digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan

Dalam membangun prediksi untuk sebuah kalender pertanian diperlukan sistem yang dapat mengakuisisi data cuaca pada suatu lahan pertanian secara akurat. Selain itu, sistem juga harus dapat melakukan transfer data dari/ke cloud. Sistem harus dapat mengantisipasi jika digunakan pada sebuah lahan pertanian yang remote di mana belum tentu tersedia jaringan listrik PLN di sana sehingga sistem yang dibuat juga perlu menggunakan catu daya dari sumber energi terbarukan, yaitu energi sinar matahari. Karya tulis ini menjelaskan perancangan dan pengimplementasian sistem monitoring cuaca pada sistem kalender pertanian berbasis IoT. Sistem yang dirancang terdiri atas sensor node yang dapat mengukur parameter cuaca pada lahan pertanian seperti, suhu udara, tekanan udara, kelembapan udara, kelembapan tanah, intensitas cahaya matahari, arah angin, kecepatan angin, dan curah hujan. Data cuaca tersebut kemudian akan dikirimkan ke cloud oleh gateway secara periodik setiap 30 menit sekali untuk diolah lebih lanjut menjadi sebuah prediksi cuaca dalam sistem kalender pertanian. Gateway yang didesain untuk sistem ini menggunakan protokol ESP-NOW untuk melakukan komunikasi dengan sistem irigasi dan jaringan 4G untuk melakukan komunikasi dengan cloud server. Selain itu, gateway memiliki penyimpanan lokal untuk menyimpan data cuaca yang gagal terkirim ke cloud karena jaringan internet terputus. Sistem menggunakan dua sumber daya, yaitu sumber daya dari PLN dan sumber daya dari energi matahari sehingga sistem tetap dapat berfungsi meskipun listrik dari PLN sedang padam. Dalam perancangan dan pengimplementasian ini, sistem monitoring cuaca sudah dapat menjalankan fungsi utamanya yaitu melakukan pengukuran parameter cuaca pada lahan pertanian dan melakukan transfer data ke cloud secara periodik. Selain itu, tingkat akurasi dari data cuaca yang dapat diukur oleh sistem ini juga sudah memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan dimana akurasi dari pengukuran suhu udara (±0.2°C), kelembapan udara (±1% RH), intensitas cahaya matahari (±2% lux), dan kecepatan angin (±0.1 m. s ?1 ). Namun, sistem ini masih memerlukan pengembangan dan pengujian lebih lanjut untuk meningkatkan keakurasian data cuaca lainnya serta mengembangkan enclosure agar dapat menjamin sistem monitoring cuaca memenuhi spesifikasi IP65 agar dapat bekerja optimal pada penggunaan outdoor.