digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Qonita Fathan Mubina
PUBLIC Open In Flip Book Rita Nurainni, S.I.Pus

Perubahan temperatur menjadi indikator utama dalam perubahan iklim. Namun dengan meningkatnya urbanisasi, terdapat faktor ketidakpastian dalam pengamatan tren temperatur terutama di perkotaan. Dengan adanya ketidakpastian ini, perlu dipelajari lebih lanjut mengenai urban bias di Indonesia khususnya di Pulau Jawa yang memiliki tingkat urbanisasi paling tinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi urban bias pada tren temperatur di Pulau Jawa dalam dua periode iklim terakhir (1962-1992 dan 1993-2022) dan mengidentifikasi variasi spasial dari bias urban pada tren temperatur di Pulau Jawa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data observasi temperatur permukaan, kecerahan malam hari, kepadatan populasi dan temperatur permukaan reanalisis ERA5 (The European Centre for Medium-Range Weather Forecast (ECMWF) Reanalysis 5-th Generation). Klasifikasi urban dan rural dihitung berdasarkan kepadatan penduduk dan kecerahan malam hari yang selanjutnya diturunkan menjadi derajat urbanisasi. Perhitungan tren temperatur menggunakan regresi linear serta perhitungan urban bias dengan metode urban minus rural. Pada identifikasi urban bias dengan data observasi teridentifikasi urban bias positif pada tren anomali temperatur maksimum, rata-rata dan diurnal range. Pada identifikasi urban bias dengan data reanalisis di periode 1 (1963-1992) hanya terdapat urban bias positif pada tren anomali temperatur minimum, sedangkan pada periode dua urban bias mayoritas bernilai positif dengan dengan urban bias pada tren anomali temperatur rata-rata sebesar 16%. Pada variasi spasialnya, wilayah Jawa Barat memiliki urban bias paling tinggi.