Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Sejak peluncuran pertama jaringan 5G pada tahun 2018, teknologi ini telah
berkembang pesat dan kini mencakup sekitar 40% populasi dunia. 5G menawarkan
bandwidth yang lebih tinggi, konektivitas lebih cepat, dan latensi yang lebih rendah
dibandingkan dengan 4G. Untuk mencapai bandwidth tinggi ini, 5G beroperasi
pada frekuensi lebih tinggi, yang meski membawa lebih banyak data, memiliki
jangkauan lebih kecil dan mudah terhalang. Hal ini menyebabkan pengguna 5G
mengalami lebih banyak handover dibandingkan 4G, sehingga performa handover
menjadi penting dalam sebuah jaringan 5G. Salah satu cara untuk meningkatkan
performa dan efisiensi handover adalah dengan melakukan prediksi pergerakan
pengguna dengan algoritme seperti Markov Chain, Hidden Markov Model, dan
metode machine learning seperti Support Vector Machine (SVM), XGBoost, Deep
Neural Network (DNN), dan Long Short-Term Memory (LSTM).
Perkembangan dalam algoritma LSTM terus membuktikan bahwa algoritma ini
sangat baik untuk memprediksi data yang berkaitan dengan waktu. Karena itu,
algoritma LSTM dapat menjadi algoritma yang cukup efisien untuk membuat
prediksi pergerakan pengguna untuk kepentingan handover. Karena itu, tujuan dari
penelitian ini adalah membuat suatu model LSTM yang dapat digunakan untuk
prediksi multi-step-ahead yang akan mengambil 60 detik data historis dan
memprediksi 10 detik data prediksi (x = 60, y = 10). Model ini akan didesain untuk
memiliki rata-rata jarak dari data sebenarnya dan data prediksi kurang dari 20 meter
dan latensi kurang dari 100 ms.
Untuk membuat model ini, akan digunakan subsistem tampilan berupa Plotly dan
TensorBoard untuk menampilkan hasil peta dan metrik-metrik pelatihan model.
Sementara itu, dataset yang digunakan oleh pelatihan model ini adalah dataset
Grab-Posisi dan framework yang digunakan untuk membangun model machine
learning yang digunakan adalah framework TensorFlow, dimana keduanya
merupakan bagian dari subsistem prediksi. Kombinasi subsistem ini dipilih karena
simplisitas dalam implementasinya dan efisiensi dari masing-masing subsistem ini.
ii
Terdapat 6 variasi model yang dibangun dan dilatih, yakni: model dengan 16 unit
dalam 1 layer, 32 unit dalam 1 layer, 64 unit dalam 1 layer, 128 unit dalam 1 layer,
32 unit dalam 2 layer (32 + 32), dan 64 unit dalam 2 layer (64 + 64). Semua variasi
ini dilatih sebanyak 1000 epoch, namun terdapat pula satu variasi model dengan 16
unit yang dilatih sebanyak 3106 epoch. Metrik-metrik MAE, MSE, RMSE, dan
rata-rata perbedaan dalam meter (avg_m_diff) dari setiap model lalu diukur untuk
mendapatkan model dengan performa terbaik. Selain itu, hasil model juga akan
dipetakan untuk memvisualisasi trayek pengguna yang diprediksi model dan
dibandingkan dengan trayek pengguna nyata. Dari hasil pengujian, didapatkan
bahwa model dengan 16 unit yang dilatih sebanyak 3106 epoch
(model_16_lr001_v2) merupakan model yang paling akurat dalam melakukan
prediksi. Model ini mencapai akurasi sebesar 16,99 meter dengan latensi 31 ms.
Penelitian ini membuktikan bahwa metode LSTM dapat digunakan untuk
memprediksi pergerakan pengguna dengan cukup akurat dan cepat untuk digunakan
dalam penanganan handover pada sebuah jaringan 5G. Ke depannya, akurasi dari
model dapat ditingkatkan dengan menaikkan jumlah epoch pelatihan dari tiap
variasi model. Model dengan 32 neuron dan 64 neuron dipercaya memiliki
potensial yang sama atau lebih besar dibandingkan dengan model dengan 16 neuron
jika dilatih dalam epoch yang lebih besar.