digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1994 TS PP LEXIE F. KEREH 1-cover.pdf

File tidak tersedia

1994 TS PP LEXIE F. KEREH 1-bab1.pdf
File tidak tersedia

1994 TS PP LEXIE F. KEREH 1-bab2.pdf
File tidak tersedia

1994 TS PP LEXIE F. KEREH 1-bab3.pdf
File tidak tersedia

1994 TS PP LEXIE F. KEREH 1-bab4.pdf
File tidak tersedia

1994 TS PP LEXIE F. KEREH 1-bab5.pdf
File tidak tersedia

1994 TS PP LEXIE F. KEREH 1-bab6.pdf
File tidak tersedia

1994 TS PP LEXIE F. KEREH 1-pustaka.pdf
File tidak tersedia

Abstrak : Perkerasan suatu jalan yang telah melayani lalu-lintas dalam jumlah tertentu sejak mulai dipakai tentunya akan mengalami perobahan baik pada permukaan jalan maupun pada permukaan perkerasan seluruhnya, khususnya yang menyangkut menurunnya tingkat pelayanan, kemampuan konstruksinya, maupun kenyamanan dan keamanan bagi para pemakai jalan. Pekerjaan lapis tambah di atas perkerasan lama merupakan salah satu alternatif pemecahan dalam meningkatkan kemampuan, keamanan dan kenyamanan dari ruas jalan tersebut. Tesis ini mencoba membandingkan perhitungan tebal lapis tambah menurut Metoda Bina Marga dan Metoda AASHTO 1986. Metoda Bina Marga menggunakan alat Benkelman Beam untuk mendapatkan besar lendutan balik pada perkerasan jalan yang ada dan selanjutnya dipakai untuk menghitung tebal lapis tambah yang diperlukan. Metoda AASHTO 1986 menggunakan alat Falling Weight Deflectometer untuk mendapatkan modulus elastisitas masing-masing lapis perkerasan dan seterusnya dipakai untuk menghitung tebal lapis tambah. Dari hasil perhitungan ternyata Metoda AASHTO 1986 memberikan hasil yang lebih tebal dari Metoda Bina Marga. Hal ini disebabkan karena model perhitungan kekuatan sisa perkerasan dari Metoda AASHTO 1986 memberikan faktor keamanan yang lebih besar, dibandingkan Metoda Bina Marga. Akan tetapi aplikasi Metoda AASHTO 1986 untuk kondisi perkerasan di Indonesia, masih memerlukan penelitian lebih lanjut.