Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid, yang ditandai dengan
kelainan fraksi lipid berupa kenaikan kadar kolesterol total, kadar LDL, kadar
trigliserida dan penurunan kadar HDL. Dislipidemia adalah salah satu faktor risiko
penyakit jantung koroner dan stroke. Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
merupakan tanaman perdu tahunan yang tumbuh di daerah tropis termasuk di
Indonesia yang secara tradisional telah dimanfaatkan sebagai bahan pewarna,
pewangi makanan dan obat. Tanaman pandan telah diteliti memiliki aktivitas
farmakologi seperti antihiperglikemia, antibakteri, antioksidan, antivirus,
antikanker, antiinflamasi dan hepatoprotektif namun penelitian potensi aktivitas
antidislipidemia serta keamanan tanaman pandan masih terbatas.
Tahap awal penelitian adalah determinasi tumbuhan segar tanaman pandan untuk
memastikan kebenaran bahan yang digunakan. Selanjutnya dilakukan ekstraksi dan
standarisasi ekstrak meliputi aspek parameter spesifik dan nonspesifik. Ekstrak
daun pandan dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%,
karakteristik dan identifikasi kandungan senyawa metabolit ekstrak etanol daun
pandan (EEDP) dilakukan dengan penapisan fitokimia dan selanjutnya dianalisis
menggunakan Liquid Chromatography High Resolution Mass Spectrometry (LC-
HRMS). Nilai rendemen EEDP diperoleh sebesar 15,4%. Hasil standarisasi
simplisia daun pandan menunjukkan kadar sari larut air dan etanol simplisia daun
pandan masing-masing sebesar 15,76±0,28% dan 6,58±0,19%, dengan susut
pengeringan 6,33±0,02%, kadar air EEDP sebesar 9,97±0,02%.
Hasil penapisan fitokimia menunjukkan EEDP mengandung senyawa flavonoid,
alkaloid, saponin, steroid, terpenoid, glikosida dan tanin. Hasil pengujian LC-
HRMS menunjukkan EEDP kemungkinan mengandung senyawa alkaloid
pandamarilactonine A atau pandamarilactonine B. Penentuan kuantitatif fenol
total dengan metode folin-ciocalteu dinyatakan sebagai gallic acid equivalent
(GAE) per gram ekstrak, kadar flavonoid total dengan metode AlCl3 dinyatakan
sebagai quercetin equivalen (QE). Penentuan alkaloid total dengan metode
spektrofotometri Uv-vis dengan menggunakan baku pembanding quinine. Hasil
pengukuran kadar fenol dan flavonoid total EEDP masing-masing sebesar 80,91 ±
0,19 mg GEA/g ekstrak, 31,76 ± 0,27 QE mg/g ekstrak dan alkaloid total
0,028±0,002%.
Pengujian aktivitas antidislipidemia EEDP secara in vitro dan in vivo serta uji kadar
sitokin proinflamasi meliputi interleukin-6 (IL-6), tumor necrosis factor alpha
(TNF-?) dan nuclear factor-kappa B p65 (NF-?B p65). Hasil uji in vitro
menunjukan IC50 EEDP terhadap aktivitas penghambatan enzim HMG-CoA
reduktase adalah 3,16 µg/mL, sedangkan IC50 dari pravastatin adalah 0,07 µg/mL.
Hasil uji aktivitas antidislipidemia secara in vivo menunjukkan induksi dislipidemia
dengan pemberian pakan tinggi lemak, kolesterol, asam kolat dan prophylthiouracil
selama 8 minggu dapat meningkatkan kadar kolesterol total secara signifikan.
Pemberian EEDP dosis 200; 300; dan 600 mg/kg bb menunjukkan penurunan
bermakna kadar kolesterol total (15,92%; 14,46%; 34,73%), LDL (24,33%;
40,15%; 47,13%) dan trigliserida (39,67%; 40,47%; 56,62%).
Hasil pengukuran kadar sitokin proinflamasi yaitu IL-6, TNF-?, dan NF-?B p65
terhadap serum tikus Wistar menunjukkan bahwa kadar IL-6 dan TNF-?pada
kelompok perlakuan (dosis 200, 300 dan 600 mg/kg bb) lebih rendah dibandingkan
kelompok pembawa, dan berbeda bermakna p<0,05; demikian juga hasil analisis
faktor transkripsi NF-?B p65 didapatkan pada kelompok perlakuan dosis 300 dan
600 mg/kg bb lebih rendah dibandingkan kelompok pembawa dan berbeda
bermakna p<0,05.
Telaah potensi keamanan EEDP meliputi uji toksisitas akut oral dan uji toksisitas
subkronis singkat oral 28 hari. Pengujian dilakukan terhadap tikus putih galur
Wistar yang dibagi atas 3 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok perlakuan
(dosis 300 mg/kg bb, 600 mg/kg bb dan 1000 mg/kg bb) dan kelompok satelit
(kelompok satelit kontrol dan kelompok satelit dosis 1000 mg/kg bb). Pengujian
parameter toksisitas meliputi parameter perilaku, indeks organ, analisis urin,
pemeriksaan hematologi, biokimia klinis dan pengamatan histopatologi.
Hasil pengujian toksisitas akut pada tikus Wistar betina menunjukkan tidak terdapat
kematian dan gejala toksik hingga dosis 5000 mg/kg bb. Berdasarkan hasil uji
toksisitas subkronis singkat oral 28 hari terhadap pengamatan tanda-tanda
toksisitas, berat badan, indeks organ relatif, urin, hematologi, biokimia klinis tidak
terdapat perbedaan yang signifikan penggunaan EEDP pada seluruh kelompok
dosis yang dibandingkan terhadap kelompok kontrol serta tidak terdapat perbedaan
signifikan setelah penghentian penggunaan EEDP pada kelompok satelit dosis 1000
mg/kg bb. Hasil pengamatan histopatologi organ tikus Wistar (hati, ginjal, paru,
jantung dan limpa) pada uji toksisitas subkronis oral 28 hari EEDP dengan dosis
300, 600 dan 1000 mg/kg bb menunjukkan secara umum tidak terdapat perbedaan
yang bermakna.
Pengujian in silico bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder daun
pandan yang kemungkinan memiliki aktivitas antidislipidemia dengan molecular
docking dan molecular dynamics. Pengujian aktivitas kandungan metabolit
tanaman pandan sebagai antidislipidemia secara in silico didasarkan pada interaksi
senyawa metabolit daun pandan terhadap beberapa reseptor yang berperan dalam
metabolisme lipid yaitu reseptor 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A (HMG-
CoA) reduktase dengan kode PDB (PDB ID: 1HW9), peroxisome proliferatoractivated receptor (PPAR) ?(PDB ID: 6LX4) dan Niemann-Pick C1-like 1
(NPC1L1) (PDB ID: 7DFZ). Secara keseluruhan, hasil molecular docking
menunjukkan bahwa kandungan senyawa alkaloid daun pandan
(pandamarilactonine A, pandamarilactonine B, pandanusine B dan pandanamine)
kemungkinan memiliki potensi aktivitas antidislipidemia melalui mekanisme
inhibisi reseptor HMG-CoA reduktase, agonis reseptor PPAR?dan inhibisi reseptor
NPC1L1.
Untuk mengevaluasi kestabilan interaksi ligan-reseptor senyawa metabolit daun
pandan (pandamarilactonine A, pandamarilactonine B, pandanusine B dan
pandanamine) sebagai antidislipidemia dari hasil molecular docking yang
tervalidasi maka dilakukan uji molecular dynamics dengan parameter yang
dianalisis meliputi root mean square deviation (RMSD), root mean square
fluctuation (RMSF) dan solvent accessible surface area (SASA). Berdasarkan hasil
pengujian parameter simulasi molecular dynamics (RMSD, RMSF dan SASA)
menunjukkan bahwa kemungkinan senyawa pandamarilactonine A dan
pandamarilactonine B, memiliki interaksi yang stabil terhadap reseptor 1HW9,
6LX4 dan 7DFZ sehingga berpotensi dikembangkan sebagai kandidat obat
antidislipidemia.