digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid, yang ditandai dengan kelainan fraksi lipid berupa kenaikan kadar kolesterol total, kadar LDL, kadar trigliserida dan penurunan kadar HDL. Dislipidemia adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.) merupakan tanaman perdu tahunan yang tumbuh di daerah tropis termasuk di Indonesia yang secara tradisional telah dimanfaatkan sebagai bahan pewarna, pewangi makanan dan obat. Tanaman pandan telah diteliti memiliki aktivitas farmakologi seperti antihiperglikemia, antibakteri, antioksidan, antivirus, antikanker, antiinflamasi dan hepatoprotektif namun penelitian potensi aktivitas antidislipidemia serta keamanan tanaman pandan masih terbatas. Tahap awal penelitian adalah determinasi tumbuhan segar tanaman pandan untuk memastikan kebenaran bahan yang digunakan. Selanjutnya dilakukan ekstraksi dan standarisasi ekstrak meliputi aspek parameter spesifik dan nonspesifik. Ekstrak daun pandan dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, karakteristik dan identifikasi kandungan senyawa metabolit ekstrak etanol daun pandan (EEDP) dilakukan dengan penapisan fitokimia dan selanjutnya dianalisis menggunakan Liquid Chromatography High Resolution Mass Spectrometry (LC- HRMS). Nilai rendemen EEDP diperoleh sebesar 15,4%. Hasil standarisasi simplisia daun pandan menunjukkan kadar sari larut air dan etanol simplisia daun pandan masing-masing sebesar 15,76±0,28% dan 6,58±0,19%, dengan susut pengeringan 6,33±0,02%, kadar air EEDP sebesar 9,97±0,02%. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan EEDP mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, steroid, terpenoid, glikosida dan tanin. Hasil pengujian LC- HRMS menunjukkan EEDP kemungkinan mengandung senyawa alkaloid pandamarilactonine A atau pandamarilactonine B. Penentuan kuantitatif fenol total dengan metode folin-ciocalteu dinyatakan sebagai gallic acid equivalent (GAE) per gram ekstrak, kadar flavonoid total dengan metode AlCl3 dinyatakan sebagai quercetin equivalen (QE). Penentuan alkaloid total dengan metode spektrofotometri Uv-vis dengan menggunakan baku pembanding quinine. Hasil pengukuran kadar fenol dan flavonoid total EEDP masing-masing sebesar 80,91 ± 0,19 mg GEA/g ekstrak, 31,76 ± 0,27 QE mg/g ekstrak dan alkaloid total 0,028±0,002%. Pengujian aktivitas antidislipidemia EEDP secara in vitro dan in vivo serta uji kadar sitokin proinflamasi meliputi interleukin-6 (IL-6), tumor necrosis factor alpha (TNF-?) dan nuclear factor-kappa B p65 (NF-?B p65). Hasil uji in vitro menunjukan IC50 EEDP terhadap aktivitas penghambatan enzim HMG-CoA reduktase adalah 3,16 µg/mL, sedangkan IC50 dari pravastatin adalah 0,07 µg/mL. Hasil uji aktivitas antidislipidemia secara in vivo menunjukkan induksi dislipidemia dengan pemberian pakan tinggi lemak, kolesterol, asam kolat dan prophylthiouracil selama 8 minggu dapat meningkatkan kadar kolesterol total secara signifikan. Pemberian EEDP dosis 200; 300; dan 600 mg/kg bb menunjukkan penurunan bermakna kadar kolesterol total (15,92%; 14,46%; 34,73%), LDL (24,33%; 40,15%; 47,13%) dan trigliserida (39,67%; 40,47%; 56,62%). Hasil pengukuran kadar sitokin proinflamasi yaitu IL-6, TNF-?, dan NF-?B p65 terhadap serum tikus Wistar menunjukkan bahwa kadar IL-6 dan TNF-?pada kelompok perlakuan (dosis 200, 300 dan 600 mg/kg bb) lebih rendah dibandingkan kelompok pembawa, dan berbeda bermakna p<0,05; demikian juga hasil analisis faktor transkripsi NF-?B p65 didapatkan pada kelompok perlakuan dosis 300 dan 600 mg/kg bb lebih rendah dibandingkan kelompok pembawa dan berbeda bermakna p<0,05. Telaah potensi keamanan EEDP meliputi uji toksisitas akut oral dan uji toksisitas subkronis singkat oral 28 hari. Pengujian dilakukan terhadap tikus putih galur Wistar yang dibagi atas 3 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok perlakuan (dosis 300 mg/kg bb, 600 mg/kg bb dan 1000 mg/kg bb) dan kelompok satelit (kelompok satelit kontrol dan kelompok satelit dosis 1000 mg/kg bb). Pengujian parameter toksisitas meliputi parameter perilaku, indeks organ, analisis urin, pemeriksaan hematologi, biokimia klinis dan pengamatan histopatologi. Hasil pengujian toksisitas akut pada tikus Wistar betina menunjukkan tidak terdapat kematian dan gejala toksik hingga dosis 5000 mg/kg bb. Berdasarkan hasil uji toksisitas subkronis singkat oral 28 hari terhadap pengamatan tanda-tanda toksisitas, berat badan, indeks organ relatif, urin, hematologi, biokimia klinis tidak terdapat perbedaan yang signifikan penggunaan EEDP pada seluruh kelompok dosis yang dibandingkan terhadap kelompok kontrol serta tidak terdapat perbedaan signifikan setelah penghentian penggunaan EEDP pada kelompok satelit dosis 1000 mg/kg bb. Hasil pengamatan histopatologi organ tikus Wistar (hati, ginjal, paru, jantung dan limpa) pada uji toksisitas subkronis oral 28 hari EEDP dengan dosis 300, 600 dan 1000 mg/kg bb menunjukkan secara umum tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Pengujian in silico bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder daun pandan yang kemungkinan memiliki aktivitas antidislipidemia dengan molecular docking dan molecular dynamics. Pengujian aktivitas kandungan metabolit tanaman pandan sebagai antidislipidemia secara in silico didasarkan pada interaksi senyawa metabolit daun pandan terhadap beberapa reseptor yang berperan dalam metabolisme lipid yaitu reseptor 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A (HMG- CoA) reduktase dengan kode PDB (PDB ID: 1HW9), peroxisome proliferatoractivated receptor (PPAR) ?(PDB ID: 6LX4) dan Niemann-Pick C1-like 1 (NPC1L1) (PDB ID: 7DFZ). Secara keseluruhan, hasil molecular docking menunjukkan bahwa kandungan senyawa alkaloid daun pandan (pandamarilactonine A, pandamarilactonine B, pandanusine B dan pandanamine) kemungkinan memiliki potensi aktivitas antidislipidemia melalui mekanisme inhibisi reseptor HMG-CoA reduktase, agonis reseptor PPAR?dan inhibisi reseptor NPC1L1. Untuk mengevaluasi kestabilan interaksi ligan-reseptor senyawa metabolit daun pandan (pandamarilactonine A, pandamarilactonine B, pandanusine B dan pandanamine) sebagai antidislipidemia dari hasil molecular docking yang tervalidasi maka dilakukan uji molecular dynamics dengan parameter yang dianalisis meliputi root mean square deviation (RMSD), root mean square fluctuation (RMSF) dan solvent accessible surface area (SASA). Berdasarkan hasil pengujian parameter simulasi molecular dynamics (RMSD, RMSF dan SASA) menunjukkan bahwa kemungkinan senyawa pandamarilactonine A dan pandamarilactonine B, memiliki interaksi yang stabil terhadap reseptor 1HW9, 6LX4 dan 7DFZ sehingga berpotensi dikembangkan sebagai kandidat obat antidislipidemia.