digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Dewi Supryati

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kerentanan tinggi terhadap berbagai jenis bencana, baik bencana alam maupun non-alam. Provinsi Jawa Barat, khususnya, menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor, serta gempa bumi akibat lokasinya di zona tektonik aktif. Dalam penanganan kebencanaan khususnya bantuan bagi para korban diperlukan manajemen yang baik, yaitu adanya Pusat Logistik. Dimanakah sebaiknya lokasi Pusat logistik yang mampu memantau wilayah kabupaten dan kota di Jawa Barat? Untuk menjawab hal tersebut diatas maka dilakukan penelitian penentuan Pusat logistik kebencanaan di Jawa Barat dengan tujuan mengoptimalkan lokasi dan distribusi bantuan. Metodologi yang digunakan adalah dengan model Diagram Voronoi dan algoritma K-means. Diagram Voronoi berfokus pada penentuan luas daerah cakupan masing- masing pusat logistik kebencanaan. Teknik ini membagi ruang menjadi daerah- daerah berdasarkan jarak terdekat dari titik-titik tertentu yang disebut sebagai situs atau generator. Sementara algoritma K-means berfokus pada penentuan lokasi centroid optimal dari klaster-klaster pusat logistik kebencanaan yaitu mengelompokkan data ke dalam K klaster berdasarkan kesamaan atribut. Proses ini dimulai dengan penentuan centroid awal secara acak, kemudian secara iteratif memperbaiki lokasi centroid agar diperoleh klaster-klaster yang kompak dan terpisah satu sama lain. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap 27 kota/kabupaten di Jawa Barat, dengan menggunakan data populasi dan kebutuhan paket bencana, meliputi pangan, sandang, logistik lain, dan kematian. Dalam perhitungan di rancang skenario distribusi bantuan yang berbeda-beda, dengan mempertimbangkan kombinasi gudang penyimpanan dan Vendor management inventory (VMI). Hasil analisis menunjukkan bahwa skenario dengan lima pusat logistik, yang berlokasi di kota Bandung, kabupaten Bogor, kabupaten Tasikmalaya, kabupaten Cirebon dan kabupaten Karawang. Pusat logistik yang menggabungkan gudang utama, gudang menengah, dan VMI di lokasi strategis.