digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jihad Dinnurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Jihad Dinnurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Jihad Dinnurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Jihad Dinnurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Jihad Dinnurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Jihad Dinnurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Jihad Dinnurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Jihad Dinnurrahman
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia merupakan salah satu negara rawan bencana terutama gempa bumi dan erupsi gunung berapi. Hal ini dikarenakan secara geografis wilayah Indonesia dilewati oleh lingkaran api Pasifik dan tiga lempeng aktif dunia. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada periode 2014-2023, Indonesia telah mengalami sekitar 35 ribu kejadian bencana alam, dengan rata-rata 3,5 ribu kejadian per tahun. Salah satu bencana alam yang terjadi dan memiliki dampak yang cukup besar adalah gempa bumi di Cianjur, pada 21 November 2022. Dampak yang ditimbulkan bencana ini, antara lain kerugian materiel dan korban jiwa. Sebanyak 114 ribu orang harus mengungsi di 278 titik pos pengungsian yang tersebar di lima kecamatan di Cianjur. Banyaknya lokasi titik pengungsian menimbulkan berbagai masalah dalam manajemen pendistribusian bantuan logistik bencana. Oleh karena itu, diperlukan pendistribusian bantuan logistik yang optimal dalam penanganan pasca bencana ini. Penelitian ini menggunakan metode pengklasteran K-Means dan algoritma Dijkstra yang membuat persebaran pengungsian yang lebih merata, lokasi pusat distribusi yang lebih strategis, dan rute distribusi yang lebih pendek. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendistribusian bantuan sehingga memastikan bahwa bantuan logistik dapat disalurkan dengan cepat dan merata kepada semua pengungsian di wilayah terdampak. Hasil ini menunjukkan bahwa metode pengklasteran K-Means dan algoritma Dijkstra lebih efektif dibandingkan dengan pendistribusian bantuan secara wilayah administrasi yang dilakukan oleh tim BNPB.