Di persimpangan bersinyal, disrupsi adalah kejadian yang bisa terjadi secara alami.
Disrupsi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti bencana alam, kecelakaan,
hingga kerusakan pada traffic control. Dampaknya, pengelola jalan sering kali
hanya bisa mengoperasikan sebagian lajur, atau bahkan harus menutup seluruh lajur
di persimpangan tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak
disrupsi akibat pohon tumbang terhadap kinerja persimpangan bersinyal,
khususnya dalam hal panjang antrean dan tundaan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengidentifikasi dampak dari disrupsi yang terjadi berdasarkan variasi durasi,
waktu kejadian, dan ukuran disrupsi di persimpangan bersinyal. Selain dampak
yang ditimbulkan, penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan alternatif
penanganan saat disrupsi terjadi di persimpangan bersinyal. Analisis disrupsi
dilakukan dengan pendekatan pemodelan menggunakan program simulasi mikro.
Disrupsi dimodelkalkan pada simulasi mikro dengan cara membuat ruas disrupsi,
pengaturan vehicle input, dan pengaturan vehicle route pada program simulasi
mikro. Penelitian ini menghasilkan model disrupsi yang terjadi di simpang
Jl.Cipaganti – Jl. Lamping yang telah dilakukan proses kalibrasi pada perilaku
berkendara (driving behavior). Hasil pemodelan dan analisis disrupsi dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan durasi disrupsi dapat
memperpanjang antrean maksimum hingga 854% dan tundaan hingga 527%.
Perbedaan waktu terjadinya disrupsi juga mempengaruhi penambahan panjang
antrean maksimum hingga 721% dan tundaan hingga 374%, terutama pada waktuwaktu
puncak lalu lintas. Selain itu, peningkatan ukuran disrupsi dapat
memperpanjang antrean maksimum hingga 18.718% dan tundaan hingga 2.567%.
Penelitian ini juga membuat pemodelan usulan penanganan disrupsi, seperti
pengaturan lampu lalu lintas dan pengalihan jalur, yang menunjukkan bahwa
pengaturan lampu lalu lintas dapat mengurangi panjang antrean maksimum hingga
98% dan tundaan hingga 90%, sementara pengalihan jalur dapat mengurangi
panjang antrean maksimum hingga 85% dan tundaan hingga 47%.