digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Di persimpangan bersinyal, disrupsi adalah kejadian yang bisa terjadi secara alami. Disrupsi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti bencana alam, kecelakaan, hingga kerusakan pada traffic control. Dampaknya, pengelola jalan sering kali hanya bisa mengoperasikan sebagian lajur, atau bahkan harus menutup seluruh lajur di persimpangan tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak disrupsi akibat pohon tumbang terhadap kinerja persimpangan bersinyal, khususnya dalam hal panjang antrean dan tundaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dampak dari disrupsi yang terjadi berdasarkan variasi durasi, waktu kejadian, dan ukuran disrupsi di persimpangan bersinyal. Selain dampak yang ditimbulkan, penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan alternatif penanganan saat disrupsi terjadi di persimpangan bersinyal. Analisis disrupsi dilakukan dengan pendekatan pemodelan menggunakan program simulasi mikro. Disrupsi dimodelkalkan pada simulasi mikro dengan cara membuat ruas disrupsi, pengaturan vehicle input, dan pengaturan vehicle route pada program simulasi mikro. Penelitian ini menghasilkan model disrupsi yang terjadi di simpang Jl.Cipaganti – Jl. Lamping yang telah dilakukan proses kalibrasi pada perilaku berkendara (driving behavior). Hasil pemodelan dan analisis disrupsi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan durasi disrupsi dapat memperpanjang antrean maksimum hingga 854% dan tundaan hingga 527%. Perbedaan waktu terjadinya disrupsi juga mempengaruhi penambahan panjang antrean maksimum hingga 721% dan tundaan hingga 374%, terutama pada waktuwaktu puncak lalu lintas. Selain itu, peningkatan ukuran disrupsi dapat memperpanjang antrean maksimum hingga 18.718% dan tundaan hingga 2.567%. Penelitian ini juga membuat pemodelan usulan penanganan disrupsi, seperti pengaturan lampu lalu lintas dan pengalihan jalur, yang menunjukkan bahwa pengaturan lampu lalu lintas dapat mengurangi panjang antrean maksimum hingga 98% dan tundaan hingga 90%, sementara pengalihan jalur dapat mengurangi panjang antrean maksimum hingga 85% dan tundaan hingga 47%.