digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan

Dalam era perkembangan teknologi yang pesat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) dengan tujuan menghasilkan lulusan yang siap menghadapi perubahan teknologi, industri, dan sosial yang cepat. Program ini mencakup berbagai jenis program, termasuk program magang, yang melibatkan berbagai pihak seperti Kemendikbudristek, perguruan tinggi, dan perusahaan mitra. Namun, sistem layanan saat ini masih belum optimal dan terpisah-pisah. Secara garis besar, kebutuhan arsitektur yang masih kurang dari hasil observasi adalah integrasi data dan aplikasi internal serta eksternal untuk kegiatan magang MBKM, standarisasi website perusahaan mitra untuk mahasiswa magang, dan pengembangan beberapa fitur yang belum tersedia pada web MBKM sebelumnya. Konsep Smart Internship diusulkan untuk mengintegrasikan dan menstandarisasikan seluruh aspek dan sistem yang terlibat dalam program magang MBKM, dengan harapan meningkatkan efisiensi, skalabilitas, dan fleksibilitas. Pendekatan arsitektur enterprise akan diadopsi untuk merancang arsitektur layanan yang terstruktur. Dengan menggunakan kerangka kerja TOGAF Architecture Development Method (ADM), arsitektur yang akan dibuat berada pada cakupan business, data, dan application layer. Mengacu pada TOGAF ADM, perancangan solusi dimulai dengan fase pendahuluan. Pada fase ini, dilakukan analisis mendalam terhadap struktur dan model organisasi yang ada saat ini untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kondisi eksisting. Selanjutnya, disusun visi arsitektur yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan prinsip-prinsip, visi, dan tujuan strategis organisasi. Setelah tahap ini, proses perancangan dilanjutkan dengan merancang masing-masing layer arsitektur. Setiap layer ini mencakup berbagai aspek, seperti prinsip, objektif, dan kebutuhan spesifik yang harus dipenuhi. Proses perancangan dilakukan secara rinci untuk memastikan setiap layer mencerminkan kebutuhan dan tujuan organisasi secara komprehensif. Tahap berikutnya adalah penyusunan model arsitektur untuk setiap layer. Model ini kemudian dievaluasi untuk menilai apakah solusi yang dirancang sudah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Evaluasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa solusi arsitektur yang dihasilkan tidak hanya relevan tetapi juga efektif dalam mendukung pencapaian visi dan tujuan organisasi. Untuk memastikan hasil rancangan arsitektur pada lingkungan program magang MBKM lebih jelas dan tergambar, dibuat prototipe antarmuka dari desain setiap layer yang telah dirancang. Prototipe ini berupa ilustrasi yang menunjukkan bagaimana rancangan arsitektur layanan akan terlihat jika diimplementasikan secara asli. Melalui prototipe tersebut, akan terlihat gabungan hasil akhir dari semua layer yang telah dirancang sebelumnya. Dengan adanya prototipe antarmuka, proses evaluasi menjadi lebih mudah. Mahasiswa yang pernah mengikuti program magang MBKM, sebagai pengguna utama layanan, dapat memberikan penilaian apakah rancangan tersebut sudah memenuhi kebutuhan mereka atau belum. Evaluasi pada prototipe ini dikategorikan per fitur yang mencakup aspek practicality, clarity, usability, significance, appearance, dan ease of navigation. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa rancangan solusi telah memenuhi seluruh kebutuhan yang ada, dengan penilaian positif dari mahasiswa. Mayoritas fitur mendapat nilai di atas 4.90 dari 5.00. Selain itu, responden juga diminta memberikan preferensi mereka, dan hasil menunjukkan bahwa lebih dari 95% responden lebih memilih rancangan solusi baru dibandingkan dengan yang lama.