Plastik adalah bahan kemasan yang paling umum digunakan dalam industri makanan dan minuman, karena harganya terjangkau dan tidak mudah rusak. Namun, waktu degradasi plastik yang lama menyebabkan penumpukan sampah plastik yang berpotensi merusak lingkungan. Salah satu solusinya adalah pembuatan bioplastik yang dapat terurai oleh mikroorganisme dan terbuat dari material yang dapat diperbarui. Bioplastik dapat dibuat dari bahan biomassa seperti selulosa, pati, pektin, dan lignin. Selulosa adalah polimer terbarukan paling melimpah di alam dan digunakan sebagai bahan baku karena kemampuannya untuk diperbarui, biaya rendah, non-toksisitas, biokompatibilitas, biodegradabilitas, dan stabilitas kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh plastizicer gliserol dalam pembuatan kemasan plastik biodegradable berbasis selulosa dari kulit durian. Variasi percobaan yang dilakukan adalah jumlah gliserol yang ditambahkan ke dalam bioplastik, yaitu 100 ?L, 500 ?L, dan 1000 ?L. Pengujian karakteristik fisik kemasan meliputi pengukuran warna, pengukuran kekuatan tarik, pengukuran permeabilitas dan absorbansi cairan produk, Scanning Electron Microscopy (SEM), serta pengujian Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), pengujian kemampuan biodegradability. Sampel ID untuk setiap variasi komposisi gliserol, yaitu G100, G500, dan G1000. Perolehan selulosa hasil isolasi dari kulit durian adalah sebesar 7.11% dengan kemurnian selulosa sebesar 70.2%. Isolat juga mengandung komponen extractives, hemiselulosa, dan lignin berturut-turut sebesar 12.3%, 16.3%, dan 1.13%. Pengujian bioplastik dengan FTIR mengkonfirmasi keberadaan gliserol dan selulosa. Penambahan gliserol menyebabkan dekomposisi bioplastik yang lebih signifikan pada suhu yang lebih rendah. Analisis SEM menunjukkan seiring bertambahnya konsentrasi gliserol, serat akan semakin merenggang, diikuti dengan permukaan bioplastik yang semakin tampak tidak berserat sehingga bioplastik akan semakin fleksibel dan dapat merenggang menyerupai sifat plastik. Kemampuan permeabilitas dan absorbansi bioplastik terhadap air meningkat seiring dengan banyaknya kadar gliserol. Akibatnya, laju degradasi sampel bioplastik meningkat seiring dengan meningkatnya kadar gliserol. Pengemasan makanan menggunakan sampel bioplastik dapat mencegah tumbuhnya jamur pada makanan yang diuji, akan tetapi hal tersebut dapat terjadi akiba