Protein memiliki berbagai kegunaan dalam meningkatkan kualitas dan keamanan
produk di dalam industri pangan.. Salah satu jenis protein yang banyak digunakan dalam
industri pangan adalah enzim. Proses hilir dari produksi enzim adalah pemurnian enzim.
Metode yang umum digunakan dalam pemurnian enzim adalah teknologi membran
ultrafiltrasi. Namun, penggunaan teknologi membran ultrafiltrasi (UF) untuk pemurnian
enzim umumnya menggunakan membran berbasis polimer sintetik. Polimer sintetik
memiliki kemampuan penguraian yang rendah dan membuatnya menjadi polutan bagi
lingkungan. Penggunaan biopolimer menjadi salah satu alternatif dalam pemurnian enzim
menggunakan membran UF. Bovine Serum Albumin (BSA) merupakan protein yang
banyak digunakan sebagai model enzim dalam penelitian ilmiah. Penelitian ini
menggunakan prolamin jagung sebagai biopolimer untuk fabrikasi membran yang
digunakan untuk filtrasi BSA sebagai model enzim. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan pengaruh kondisi operasi fabrikasi membran berbasis prolamin jagung
terhadap pembentukan struktur membran. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
menentukan pengaruh penggunaan membran berbasis prolamin jagung terhadap hasil
filtrasi BSA. Variasi yang digunakan adalah komposisi berat prolamin jagung dengan
pelarut (1 : 9 ; 2 : 8 ; dan 3 : 7), waktu evaporasi (10-20 detik), dan waktu pengeringan
(1-24 jam).Selain itu, filtrasi BSA menggunakan dead-end filtration dengan tekanan 2
bar. Pengujian karakteristik morfologi membran berbasis zein yang dilakukan adalah
pengukuran diameter pori menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM).
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa semakin tinggi konsentrasi zein yang
digunakan maka tingkat porositas menurun. Waktu evaporasi yang semakin lama
membuat ukuran pori-pori membran menjadi mengecil. Lama pengeringan yang
dilakukan semakin lama membuat membran menjadi lebih kaku, tetapi zein yang melapisi
memiliki kekuatan yang lebih baik. Selain itu, fluks permeat hasil filtrasi BSA oleh
membran zein mendapatkan fluks yang lebih besar dibandingkan dengan membran MF
dan UF komersial. Nilai rejeksi pada membran memiliki nilai negatif akibat runtuhnya
zein yang melapisi membran, berbanding terbalik dengan membran MF dan UF
komersial.