digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian di lapangan mengenai analisis risiko kesehatan pajanan debu terhadap nilai FEV1.0 Pekerja di Lingkungan Kerja PT. X, telah dilakukan mulai Januari sampai dengan Februari 2008. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai risiko kesehatan pajanan debu terhadap pekerja. Metode epidemiologi digunakan untuk menghitung hazard quotient (HQ), dan indeks bahaya dengan menghitung ADD (personal sampling pump) dan RfD dalam mg/m3 = 10 / (2+% silika bebas) untuk yang terpajan (pekerja Cor 1, Cor 2) dan yang tidak terpajan (Perkakas tempa). Dosis-respon dibuat untuk melihat adanya konsistensi hubungan sebab-akibat yang akhirnya dapat dihitung RR/OD untuk menghitung risiko kesehatan pada tahap karakterisasi risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara rata-rata indeks bahaya untuk kelompok terpajan jauh lebih besar daripada kelompok tidak terpajan, masing-masing 30,74 dan 0,38. Sedangkan tingkat bahaya di bagian olah pasir Cor 2 menunjukkan nilai hazard index (HI) tertinggi yaitu 81,82, diikuti oleh bagian cetak pasir Cor 2, furan line dan disamatic line Cor 1, dengan nilai HI masing-masing 48,79, 4,96 dan 2,26. Proses yang paling berpotensi memajani pekerja dengan debu silika di Cor 1 adalah shake out di bagian disamatic line dan furan line dengan rata-rata konsentrasi debu silika bebas masing-masing 0,133 mg/m3 dan 0,460 mg/m3. Sedangkan proses yang paling berpotensi memajani pekerja dengan debu silika di Cor 2 adalah olah pasir dengan rata-rata konsentrasi 1,991 mg/m3. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang kuat antara meningkatnya dosis debu dengan volume FEV1.0 dengan R2 = 0,947. Nilai risiko relatif terhadap hazard quotient (HQ) sangat besar, tidak dapat dikuantifikasi (~), sehingga pajanan debu silika merupakan bahaya yang sangat besar sekalipun konsentrasi di udara lebih kecil dari NAB. Dari nilai RR dapat disimpulkan bahwa pajanan SiO2 memberi risiko penurunan FEV1.0 5,68 kali dari yang tidak terpajan. Saran penting yang dapat dikemukakan adalah perlunya substitusi pasir silika dengan material yang tidak berbahaya, dan pemeriksaan kesehatan secara periodik dengan menggunakan fungsi paru-paru atau foto X-ray, mengingat bahwa silikosis merupakan penyakit yang progresif.