digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri pangan dalam prosesnya menghasilkan berbagai jenis limbah, salah satunya adalah limbah cair. Pada limbah cair sering ditemukan kandungan berbahaya seperti adanya senyawa fenolik pada konsentrasi yang tinggi sehingga tergolong dalam limbah berbahaya dan beracun (B3). Salah satu metode untuk menindaklanjuti pengurangan senyawa fenolik pada limbah industri adalah dengan metode adsorpsi, salah satunya menggunakan adsorben karbon aktif yang berasal dari kulit jeruk. Selain memiliki biaya yang rendah, pemanfaatan kulit jeruk sebagai adsorben ini mendukung prinsip ekonomi sirkular dengan mengurangi limbah dari industri pangan dan mendaur ulang sumber daya yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis adsorben, waktu kontak, dan metode regenerasi biosorben terhadap kapasitas dan efisiensi penjerapan senyawa fenolik serta menentukan model isoterm dan model kinetika yang sesuai untuk menggambarkan proses adsorpsi yang terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan metode adsorpsi partaian menggunakan larutan fenol sintetis sebagai adsorbat. Pada tahap pertama, dilakukan proses adsorpsi (siklus 1) dengan variasi dosis 12 g/L ; 24 g/L ; 48 g/L dan variasi waktu kontak dalam rentang antara 0-180 menit. Tahap selanjutnya dilakukan variasi metode regenerasi (siklus 2) dengan regenerasi fisika pada suhu 800oC, regenerasi kimia (HNO3 dan H2SO4). Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh dosis terbaik dalam menyerap senyawa fenolik adalah sebesar 48 g/L karena memiliki kapasitas dan efisiensi penjerapan paling tinggi yaitu 5,9 mg/g dan 90,43% pada menit ke-180. Metode regenerasi yang menghasilkan efisiensi penjerapan tertinggi (99,95%) adalah regenerasi kimia. Adsorpsi karbon aktif regenerasi kimia (HNO3) diteliti hingga tiga siklus dan menghasilkan efisiensi penjerapan yang lebih tinggi sebesar 99,69%. Dalam penelitian ini, model isoterm Langmuir dan model kinetika pseudo orde dua paling representatif dalam menggambarkan proses adsorpsi yang terjadi.