digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sungai Citarum ditetapkan sebagai wilayah sungai strategis nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 dengan kode WS : 02.06.A3 yang berada di wilayah admiistrasi Provinsi Jawa Barat. Bagian dari sungai Citarum yaitu Citarum Hilir dimulai dari pembuangan Waduk Jatiluhur, Purwakarta hingga bermuara di Muara Gembong, Kab. Bekasi. Permasalahan daya rusak air di sunga Citarum Hilir cukup tinggi dikarenakan salah satu anak sungai yaitu sungai Cibeet dengan luas DAS 915 km2 selalu berpotensi untuk mengirimkan debit yang besar saat intensitas hujan tinggi. Pada penelitian ini batasan pemodelan dimulai dari pertemuan Sungai Citarum Hilir dengan sungai Cibeet hingga ke bagian hilir yang berlokasi di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Dengan input debit di bagian hulu yaitu debit operasional Bendung Walahar secara steady sebesar 400 m3/s serta input DAS Cibeet dengan skenario debit berbagai periode ulang yaitu 2 tahun dengan Qp = 1151,9 m3/s; 5 tahun dengan Qp = 1650,9 m3/s; 10 tahun dengan Qp = 20773 m3/s; 25 tahun dengan Qp = 3324,5 m3/s ; 50 tahun dengan Qp = 3661,9 m3/s. Selain itu terdapat input debit lateral inflow atau aliran sungai-sungai kecil di sepanjang sungai Citarum dengan total sebanyak 66 lateral inflow menggunakan metode rasional. Untuk input di bagian hilir memperhitungkan kondisi pasang surut dengan menggunakan tinggi muka air rata-rata dengan besar nilai amplitudo rata-rata setinggi 1,2 m dan termasuk ke dalam tipe pasang surut campuran condong ke harian tunggal. Pada bagian muara pantai utara Jawa termasuk ke dalam kategori perairan laut dangkal. Pada penelitian ini dilakukan analisis kejadian banjir yang terjadi pada tanggal 21 Februari 2021 sebagai verifikasi pemodelan banjir. Metode perhitunan debit yang menggunakan hidrograf metode SCS-CN dengan besar debit sebesar 1131,5 m3/s dengan abntuan perangkat lunak HEC-HMS. Selain itu dilakukan verifikasi menggunakan citra satelit Sentinel 1 dengan hasil akhir berupa hasil model raster dan Sentinel 2 dengan hasil akhir berupa gambar asli . Penggunaan citra satelit ini bisa dijadikan alternatif lain untuk melakukan verifikasi pemodelan genangan banjir dengan membandingkan besar luasan banjir dari hasil citra satelit dan hasil pemodelan. Dalam pemodelan banjir menggunakan perangkat lunak HEC-RAS dan jenis terrain berupa MERIT DEM yang dikoreksi dengan data pengukuran lapangan serta elevasi datum asli yang diturunkan sebesar 2,5 meter. Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji besar genangan banjir untuk mendapatkan tingkat ancaman banjir dengan pengaruh kedalaman, kecepatan dan durasi serta mengetahui besar kerugian akibat banjir. Tingkat ancaman banjir di Citarum Hilir terbagi menjadi empat kategori rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa banjir menggenangi kawasan pertanian, industri, perumahan, hutan, badan air, jalan utama dan jalan lokal dengan kawasan yang paling tinggi luasan genangan dan tinggi tingkat ancaman banjir yaitu kawasan perumahan warga dan pertanian. Selain itu besar kerugian total untuk seluruh skenario mencapai lebih dari 1 Triliun Rupiah. Dua wilayah tersebut merupakan kawasan yang berpengaruh bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat di sekitar sungai Citarum Hilir karena hampir seluruh kawasan didominasi oleh pertanian. Sehingga perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah setempat untuk mampu merencanakan alternatif solusi pengendalian banjir terbaik untuk mengurangi besar kerugian banjir di wilayah terdampak.