digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Mata kuliah Rupa Dasar Dua Dimensi adalah pembelajaran dasar tentang penekunan mengolah unsur – unsur visual berupa titik, garis, bidang, warna, dan tekstur dengan prinsip perancangan visual mencakup komposisi, keseimbangan, irama, aksen, dan lainnya dalam menciptakan gubahan bentuk dua dimensi. Di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) - Institut Teknologi Bandung (ITB), mata kuliah yang bernama Rupa Dasar Dua Dimensi I (RD2D I) ini diberikan kepada mahasiswa baru di tahun pertama mereka menjalani program Tahap Persiapan Bersama (TPB). Selama satu semester, pada mata kuliah RD2D I diberikan enam tugas. Untuk mendapatkan fokus bagi penelitian tesis ini, dipilih satu tugas, yaitu Komposisi Bidang. Capaian pembelajaran RD2D I adalah untuk memahami dan terampil dalam membuat gubahan bentuk dua dimensi berbasis unsur dan prinsip visual, serta mengenal teknik, bahan, dan alat olah visual, seperti pensil, pensil warna, dan cat poster untuk membuat rancangannya. Mahasiswa TPB FSRD ITB angkatan 2023 lebih banyak menggunakan alat digital dalam membuat tugas RD2D I. Penelitian ini akan menganalisa perbedaan capaian pembelajaran pada mahasiswa yang menggunakan cara konvensional di masa lalu dan digital di angkatan 2023 dalam proses kreasi membuat tugas Komposisi Bidang. Hal yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah memahami perbedaan tahapan proses kreasi mahasiswa yang menggunakan alat konvensional dan digital serta mengevaluasi kesesuaian hasil gubahan bentuk Komposisi Bidang dengan masing-masing cara tersebut terhadap capaian tugas. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif dengan melihat fenomena penggunaan alat digital pada proses kreasi membuat tugas RD2D I yang berbeda dengan capaian pembelajaran agar dapat melihat perbedaan capaiannya dengan cara konvensional di masa lalu. Fenomena ditemukan melalui observasi partisipasi sebagai asisten mahasiswa. Data lain didapatkan melalui kuesioner dan wawancara kepada peserta didik dan dosen pengampu, serta wawancara kepada dua dosen purnabakti yang pernah mengajar RD2D I pada masa sebelum diterapkannya cara digital. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang menggunakan cara konvensional mendapatkan pengalaman belajar yang lebih banyak dalam melatih keterampilan dan kepekaan visual melalui koordinasi mata-tangan, serta pemahaman yang lebih mendalam terhadap teknik menggambar. Sebaliknya, mahasiswa yang menggunakan alat digital cenderung terbatas pada penggunaan mata dan ujung jari dengan interaksi fisik yang lebih sedikit karena mengandalkan fitur digital. Akibatnya, hasil yang diperoleh dari keterampilan alat konvensional dan digital memiliki capaian yang berbeda. Bentuk tugas yang dihasilkan dengan cara konvensional lebih bebas dan memiliki unsur humanistik yang membuat hasilnya unik. Sedangkan, bentuk tugas dengan cara digital lebih detail, rapih, dan presisi dengan pola irama yang cenderung sama, yaitu dinamis dan berkelanjutan. Meskipun teknologi digital menawarkan kemudahan dan efisiensi, namun cara konvensional seperti penggunaan alat gambar manual masih memiliki nilai belajar yang lebih optimal dalam membangun kesiapan mahasiswa baru di pendidikan seni dan desain. Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi pengembangan capaian pembelajaran di TPB FSRD ITB serta perguruan tinggi seni dan desain lainnya.