Mata kuliah Rupa Dasar Dua Dimensi adalah pembelajaran dasar tentang
penekunan mengolah unsur – unsur visual berupa titik, garis, bidang, warna, dan
tekstur dengan prinsip perancangan visual mencakup komposisi, keseimbangan,
irama, aksen, dan lainnya dalam menciptakan gubahan bentuk dua dimensi. Di
Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) - Institut Teknologi Bandung (ITB), mata
kuliah yang bernama Rupa Dasar Dua Dimensi I (RD2D I) ini diberikan kepada
mahasiswa baru di tahun pertama mereka menjalani program Tahap Persiapan
Bersama (TPB). Selama satu semester, pada mata kuliah RD2D I diberikan enam
tugas. Untuk mendapatkan fokus bagi penelitian tesis ini, dipilih satu tugas, yaitu
Komposisi Bidang. Capaian pembelajaran RD2D I adalah untuk memahami dan
terampil dalam membuat gubahan bentuk dua dimensi berbasis unsur dan prinsip
visual, serta mengenal teknik, bahan, dan alat olah visual, seperti pensil, pensil
warna, dan cat poster untuk membuat rancangannya. Mahasiswa TPB FSRD ITB
angkatan 2023 lebih banyak menggunakan alat digital dalam membuat tugas RD2D
I. Penelitian ini akan menganalisa perbedaan capaian pembelajaran pada mahasiswa
yang menggunakan cara konvensional di masa lalu dan digital di angkatan 2023
dalam proses kreasi membuat tugas Komposisi Bidang. Hal yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah memahami perbedaan tahapan proses kreasi mahasiswa
yang menggunakan alat konvensional dan digital serta mengevaluasi kesesuaian
hasil gubahan bentuk Komposisi Bidang dengan masing-masing cara tersebut
terhadap capaian tugas.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif dengan melihat fenomena
penggunaan alat digital pada proses kreasi membuat tugas RD2D I yang berbeda
dengan capaian pembelajaran agar dapat melihat perbedaan capaiannya dengan cara
konvensional di masa lalu. Fenomena ditemukan melalui observasi partisipasi
sebagai asisten mahasiswa. Data lain didapatkan melalui kuesioner dan wawancara
kepada peserta didik dan dosen pengampu, serta wawancara kepada dua dosen
purnabakti yang pernah mengajar RD2D I pada masa sebelum diterapkannya cara
digital.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang menggunakan cara
konvensional mendapatkan pengalaman belajar yang lebih banyak dalam melatih
keterampilan dan kepekaan visual melalui koordinasi mata-tangan, serta
pemahaman yang lebih mendalam terhadap teknik menggambar. Sebaliknya,
mahasiswa yang menggunakan alat digital cenderung terbatas pada penggunaan
mata dan ujung jari dengan interaksi fisik yang lebih sedikit karena mengandalkan
fitur digital. Akibatnya, hasil yang diperoleh dari keterampilan alat konvensional
dan digital memiliki capaian yang berbeda. Bentuk tugas yang dihasilkan dengan
cara konvensional lebih bebas dan memiliki unsur humanistik yang membuat
hasilnya unik. Sedangkan, bentuk tugas dengan cara digital lebih detail, rapih, dan
presisi dengan pola irama yang cenderung sama, yaitu dinamis dan berkelanjutan.
Meskipun teknologi digital menawarkan kemudahan dan efisiensi, namun cara
konvensional seperti penggunaan alat gambar manual masih memiliki nilai belajar
yang lebih optimal dalam membangun kesiapan mahasiswa baru di pendidikan seni
dan desain. Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi
pengembangan capaian pembelajaran di TPB FSRD ITB serta perguruan tinggi seni
dan desain lainnya.