digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Andini Kezia Pasolang Betram
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Kebutuhan Indonesia akan sumber bahan bakar terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan konsumsi minyak di Indonesia pada tahun 2020, dari 1.398.496 barrel per hari menjadi 1.471.498 barrel per hari. Data ini mencerminkan peningkatan permintaan dan perubahan dinamika pasar minyak dalam periode tersebut. Peningkatan kebutuhan dan konsumsi minyak ini tidak berbanding lurus dengan stok minyak bumi yang menurun setiap tahunnya. Permasalahan tersebut dapat pelan-pelan diselesaikan dengan kekayaan hayati di Indonesia yang berlimpah dan memiliki banyak alternatif untuk membantu menyokong kebutuhan energi, khususnya bahan bakar. Salah satu alternatif jenis bahan bakar yang dapat dikembangkan dengan maksimal adalah bioetanol. Bioetanol dapat diproduksi dari tiga kategori bahan baku, yaitu bahan bersukrosa seperti sorgum dan gula tebu, bahan berpati seperti jagung dan kentang, serta bahan berselulosa seperti kulit nanas dan kayu. Ketiga kategori bahan baku tersebut mudah ditemukan dan ditanam di Indonesia. Berdasarkan contoh tanaman pada ketiga kategori tersebut, diketahui bahwa sorgum (sorgum manis) memiliki potensi besar untuk diolah menjadi bioetanol tetapi belum dikembangkan secara maksimal. Kelebihan utamanya adalah kandungan brix yang tinggi dan umur panen yang singkat jika dibandingkan dengan tanaman lain seperti jagung, singkong, dan tebu. Pada penelitian ini, dilakukan percobaan produksi bioetanol dengan metode fermentasi gula sorgum dengan bantuan Saccharomyces cerevisiae. Proses fermentasi dilaksanakan selama 24 jam pada temperatur 30 °C, pH 5, dan kadar Brix awal gula sorgum sebesar 25 °Brix dengan penambahan variasi ion logam, yaitu ion logam Fe2+, Mg2+, dan Zn2+. Kadar logam yang digunakan sebesar 0,01 g/L, 0,025 g/L, dan 0,05 g/L. Hasil keseluruhan menunjukkan variasi Fe2+ (kadar 0,025 g/L) menghasilkan konsentrasi etanol tertinggi sebesar 31,2 g/L. Hasil selanjutnya jika dianalisis berdasarkan kadar, kadar 0,01 g/L, 0,025 g/L, dan 0,05 g/L secara berturut-turut menghasilkan etanol tertinggi pada logam Mg2+ (20,6 g/L), Fe2+ (31,2 g/L), dan Zn2+ (18 g/L).