Graphite microwire yang tahan terhadap suhu tinggi memiliki potensi
penggunaan yang cukup luas, khususnya di lingkungan dengan kondisi ekstrem
seperti di fasilitas nuklir, bidang energi, dan industri kimia. Grafit memiliki
keunggulan selain sebagai konduktor yang baik, juga memiliki titik leleh yang
sangat tinggi, tidak mudah teraktivasi, serta sangat resisten terhadap bahan-bahan
kimia agresif seperti asam dan alkali, sehingga cocok diaplikasikan sebagai bahan
dasar microwire. Studi ini berfokus pada sintesa graphite microwire dari biomassa
khususnya sabut kelapa, menggunakan teknologi plasma dua dimensi (2D) hasil
modifikasi perangkat atmospheric plasma yang dikembangkan sejak tahun 2015.
Sabut kelapa dipersiapkan dalam cawan lebur dan dikenai paparan plasma selama
5 dan 10 menit. Hasil SEM (Scanning Electron Microscope) struktur morfologi
grafit pada skala mikroskopik tampak lembaran tipis dan padat, tidak tampak
berpori. EDS (Energy Dispersive X-ray Spectroscopy) mengkonfirmasi, sabut
kelapa yang terpapar plasma 5 menit kandungan unsur karbon naik menjadi 87,06
%, unsur oksigen turun menjadi 10,82%, sedangkan sabut kelapa yang terpapar
plasma selama 10 menit kandungan unsur karbon naik menjadi 86,05 %, unsur
oksigen turun menjadi 12,34 %. Grafik XRD (X-ray Diffraction) terdapat 2
puncak difus, namun puncak-puncak tersebut identik dengan grafit (ICSD:
31170). Hasil analisis HRTEM (High Resolution Transmission Electron
Microscope) dengan difraksi elektron menunjukkan bahwa sabut kelapa yang
terpapar plasma selama 5 menit dan 10 menit, keduanya memiliki struktur
kristalin. Dua grafit microwire dihasilkan dengan panjang masing-masing 20 mm
dan 15 mm, diameter antara 400-500 µm, dan nilai resistansi berturut-turut adalah
27,2 ? dan 21,7 ?. Uji coba rangkaian listrik menunjukkan bahwa graphite
microwire dapat mengalirkan arus listrik dengan stabil. Penelitian ini menegaskan
bahwa teknologi plasma 2D dapat digunakan untuk mensintesis graphite
microwire dari sabut kelapa, menunjukkan keberhasilan inovasi dalam material
konduktif berbasis biomassa yang ramah lingkungan, serta membuka peluang
baru untuk aplikasi di berbagai industri.