digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Adela Dwi Mutiara
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Adela Dwi Mutiara
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Adela Dwi Mutiara
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Adela Dwi Mutiara
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Adela Dwi Mutiara
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Adela Dwi Mutiara
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Adela Dwi Mutiara
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan

Kerja praktik di PT Bukit Asam Tbk bertujuan untuk menerapkan ilmu dan keterampilan dari kegiatan di perkuliahan dalam pengukuran volume stockpile batu bara menggunakan teknologi Terrestrial Laser Scanner (TLS) dan Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Lokasi kerja praktik ada pada Satuan Kerja Pemetaan dengan akuisisi data di stockpile Greenbelt 2, Banko Barat, Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Dalam kegiatan ini, jumlah Ground Control Point (GCP) divariasikan (5, 6, dan 9 GCP) untuk mengevaluasi pengaruhnya terhadap akurasi pengukuran volume menggunakan UAV. Data foto udara yang diperoleh dari UAV diolah menjadi Dense Cloud dan Digital Terrain Model (DTM) untuk menghitung volume, dengan hasil dari TLS dijadikan sebagai data referensi. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa jumlah GCP yang lebih banyak cenderung menghasilkan volume yang lebih akurat, mendekati hasil perhitungan menggunakan data TLS. Pada pemakaian 9 GCP, selisih volume yang diperoleh dengan data TLS sebesar 571.051 m³ dengan perbedaan sebesar 2,957%, yang merupakan selisih terkecil dibandingkan dengan pemakaian 5 dan 6 GCP. Selisih ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya jumlah GCP, akurasi perhitungan volume meningkat. Walau begitu, setiap jumlah GCP yang diuji tetap memberikan hasil dengan selisih volume yang berada di atas toleransi standar ASTM D6172- 98 sebesar 2%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun penggunaan UAV memberikan hasil yang mendekati data referensi, tetap ada batasan akurasi yang dipengaruhi oleh jumlah dan konfigurasi GCP yang digunakan, serta pengolahan yang dilakukan. Penggunaan UAV juga lebih efisien dalam waktu dan tenaga kerja, namun membutuhkan perencanaan matang dalam hal teknis seperti penempatan GCP dan pemrosessan data yang lebih baik untuk mencapai akurasi setara TLS. Selain itu, visualisasi profil memanjang dan melintang yang dihasilkan dari DTM menunjukkan adanya perbedaan kecil namun signifikan pada ketinggian yang mempengaruhi hasil akhir perhitungan volume. Anomali juga ditemukan pada area yang terdapat obstruksi seperti alat berat (excavator) yang dapat mengganggu proses akuisisi data. Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan ini adalah bahwa penggunaan UAV dalam pengukuran volume stockpile dapat menjadi alternatif yang efisien dan fleksibel dibandingkan dengan TLS, namun akurasi hasil sangat bergantung pada penempatan dan jumlah GCP. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil yang optimal, perlu dilakukan perencanaan yang matang dari tahap akuisisi data, pengolahan data, hingga penyajian data.