digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Anton Kurniawan
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Masalah sampah masih menjadi perhatian besar di Indonesia. Sampah, utamanya sampah plastik berasal dari kemasan sekali pakai kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan personal dan kebutuhan rumah tangga. Sementara pemerintah mencoba menangani permasalahan dari sisi regulasi, pihak swasta sudah mencoba menangani permasalahan dalam kehidupan nyata. Untuk mengurangi sampah plastik, perusahaan, komunitas, dan organisasi telah hadir untuk membawa model bisnis berkelanjutan. Salah satunya adalah PT. Siklus Refil Indonesia. Dengan Siklus, konsumen dapat membeli kebutuhan sehari-hari menggunakan model isi ulang. Konsumen tidak perlu berpikir tentang sampah yang dihasilkan dan mendukung gaya hidup berkelanjutan. Sejak April 2020, Siklus telah beroperasi di Jakarta Raya dan memberi dampak bagi 20,000 konsumen. Akan tetapi, sejak April 2022, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memperingatkan perusahan untuk tidak menjual kebutuhan personal yang berhubungan langsung dengan kulit seperti sampo, sabun mandi, dan sabun pencuci tangan. Larangan ini berdasarkan Peraturan BPOM No. 12 tahun 2023 tentang Pengawasan Pembuatan dan Peredaran Kosmetik yang telah disahkan pada Maret 2023. Kejadian ini berdampak pada pengurangan konsumen, penjualan, dan keuntungan pada Siklus. Riset ini bertujuan untuk menentukan model bisnis baru bagi perusahaan ritel berkelanjutan. Tinjauan literatur, kuesioner, dan wawancara kepada konsumen dilakukan untuk menentukan kriteria dan prioritas. Dengan menggunakan konsep design thinking, riset ini memberikan empati kepada konsumen, mendefinisikan kebutuhan konsumen, membuat ide model bisnis, membuat prototipe model bisnis, dan menguji model bisnis baru. Dengan menggunakan konsep design thinking, dipilih bisnis model baru: Return from home. Rencana penerapan dibuat dengan membuat Triple Layered Business Model Canvas yang baru bagi PT. Siklus Refil Indonesia.