digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Puti Latifa Rahmi
PUBLIC Ridha Pratama Rusli

BBM merupakan bahan bakar yang bersifat tidak terbarukan dan jumlahnya kian sedikit apabila penggunaannya tidak dibatasi. Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan bahan bakar dalam negeri, Indonesia perlu memperkuat pengembangan bahan bakar nabati (BBN) seperti biodiesel sebagai bahan bakar alternatif pengganti BBM. Biodiesel dapat diproduksi melalui reaksi transesterifikasi dengan adanya kehadiran katalis guna mempercepat terjadinya reaksi. Katalis yang umum digunakan hidroksida, namun reaksi transesterifikasi menggunakan katalis tersebut berpotensi menyebabkan saponifikasi yang dapat berdampak pada sulitnya pemisahan produk biodiesel. Penggunaan katalis natrium gliseroksida merupakan upaya pemanfaatan gliserol sebagai produk samping dalam transesterifikasi. Oleh karena itu, natrium gliseroksida menjadi salah satu alternatif katalis yang potensial dalam produksi biodiesel. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan katalis yang lebih efektif dan memiliki performa yang mirip dengan katalis hidroksida untuk produksi biodiesel. Penelitian ini difokuskan pada sintesis katalis natrium gliseroksida dan implementasinya pada reaksi transesterifikasi biodiesel. Rancangan percobaan penelitian menggunakan fractional factorial design dengan tiga faktor, yaitu rasio NaOH:Gliserol (1:1, 2:1, dan 3:1), konsentrasi katalis (0,2%; 0,4%; dan 0,6%), dan rasio metanol:minyak (3:1, 6:1, dan 9:1). Rancangan percobaan penelitan ini menggunakan 2-level factorial dengan tiga center point dan dua replikasi. Berdasarkan hasil analisis, ketiga faktor di atas berpengaruh signifikan terhadap gliserol total dan kadar ester namun terdapat aliasing pada data percobaan. Percobaan dengan hasil terbaik, yaitu gliserol total 0,106% dan kadar ester 98,932%, dibandingkan dengan transesterifikasi menggunakan katalis NaOH pada kondisi reaksi yang sama. Transesterifikasi menggunakan katalis natrium gliseroksida menghasilkan biodiesel dengan gliserol total yang lebih rendah dan kadar ester yang lebih tinggi dibandingkan dengan transesterifikasi menggunakan katalis NaOH.