digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mochamad Nur Jalil Aripin
PUBLIC Ridha Pratama Rusli

Kunyit (Curcuma longa L.) merupakan tanaman yang dimanfaatkan sebagai pewarna alami dan memiliki berbagai manfaat, seperti sifat antioksidan, antikarsinogen, dan antikanker. Warna kuning pada curcuma longa disebabkan oleh senyawa kurkuminoid, yakni polifenol yang termasuk dalam kelompok diferuloylmethane. Kandungan kurkumin dalam curcuma longa berkisar antara 1,8- 5,4% dan dapat dipengaruhi oleh faktor produksi seperti tahap ekstraksi, jenis pelarut, dan teknik pemekatan. Namun, bau aromatik dan peppery yang disebabkan oleh kandungan minyak atsiri membatasi penggunaannya sebagai pewarna makanan. Selain itu, proses pemekatan sangat penting untuk produk cair, tetapi penguapan konvensional sering menyebabkan degradasi warna dan kehilangan senyawa akibat pemanasan termal. Dalam industri, pemekatan bertujuan untuk meningkatkan stabilitas dan mengurangi biaya penanganan. Sub-merged direct contact membrane distillation (SDCMD) muncul sebagai alternatif pemrosesan yang dapat mempertahankan kualitas produk karena beroperasi pada suhu rendah dan prosesnya yang sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi mikrofiltrasi dalam mengurangi bau pada ekstrak curcuma longa dan membandingkan teknik pemekatan termal (MT), rotary evaporator (RT), dan Sub-merged direct contact membrane distillation (SDCMD) serta meninjau potensi SDCMD sebagai proses pemekatan non-termal. Penyaringan berbeda dilakukan menggunakan ukuran 1µ untuk meninjau potensinya bersama mikrofiltrasi (0,2µ) dalam mengurangi bau rempah pada ekstrak curcuma longa. Selanjutnya, masing-masing teknik pemekatan dilakukan dengan variasi temperatur yang berbeda, MT (60, 70, 80°C), RT (40, 50, 60°C), dan SDCMD (30, 40, 50°C) dengan target pemekatan 1,5x. Variasi ini disesuaikan dengan kelebihan masing-masing metode. Analisis kinerja SDCMD dilakukan dengan membandingkannya secara langsung dengan metode terbaik di antara RT dan MT, serta mengevaluasi variasi faktor pemekatan untuk menilai efektivitasnya dalam mempertahankan senyawa warna pada curcuma longa.. Hasil analisis sensori menunjukkan bahwa mikrofiltrasi (0,2µ) efektif mengurangi bau aromatik dari ekstrak kunyit. Namun, analisis GC-MS tidak menunjukkan hasil yang konsisten terkait senyazingiberene menurun, sementara tumerone dan Ar-tumerone justru meningkat setelah mikrofiltrasi dibandingkan dengan ekstrak segar. Evaluasi hasil pemekatan menunjukkan bahwa kandungan CC dan TPC meningkat seiring dengan peningkatan suhu, dengan metode RT60 memberikan hasil terbaik untuk kandungan CC dan SDCMD50 untuk kandungan TPC. %DPPH menurun seiring dengan peningkatan suhu, namun metode SDCMD dapat mempertahankan %DPPH dengan baik. pH dan warna ekstrak stabil di kisaran pH 6–6.55, dengan warna lebih gelap pada rotary evaporator. Evaluasi tekno-ekonomi menunjukkan bahwa SDCMD lebih hemat biaya, dengan penghematan sebesar 26,50% dibandingkan RT, dan MT memberikan penghematan sebesar 20,97% dibandingkan RT. Biaya rotary evaporator yang tinggi serta keterbatasannya sebagai alat laboratorium menunjukkan ketidakefektifannya untuk pengembangan skala industri. Analisis kinerja SDCMD dibandingkan dengan RT menunjukkan bahwa SDCMD merupakan teknik pemekatan non-termal yang efektif, dengan hasil kurkuminoid yang lebih baik dan fluktuasi fluks membran yang minimal. wa penyebab bau; senyawa seperti ?-tumerone dan