digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Novia Rahmawati
PUBLIC Ridha Pratama Rusli

Polivinil klorida (PVC) merupakan polimer yang memiliki stabilitas panas yang rendah sehingga memerlukan stabiliser panas dalam pengolahannya. Salah satu stabiliser panas yang banyak digunakan adalah stabiliser reverse ester atau stabiliser timah organik ester balik (TOEB). Secara komersial, stabiliser ini diproduksi dari asam lemak pinus atau Tall Oil Fatty Acid (TOFA) yang merupakan hasil samping dari fraksinasi Crude Tall Oil (CTO). Produksi CTO mulai menurun karena CTO merupakan produk turunan sumber daya hutan dengan ketersediaan bahan baku yang semakin berkurang. Sementara itu, kebutuhan CTO semakin meningkat karena material ini mulai digunakan sebagai bahan baku biofuel. Kondisi ini menyebabkan perlunya pencarian bahan baku lain sebagai alternatif pembuatan stabiliser TOEB. Indonesia merupakan salah satu produsen beras dunia. Beras diperoleh dari proses penyosohan padi yang menghasilkan produk samping berupa dedak padi. Di Indonesia, dedak padi yang dihasilkan diperkirakan mencapai tiga juta ton dalam satu tahun. Dedak padi mengandung 15–19,7% minyak dengan kandungan dan komposisi asam lemak yang mirip dengan asam lemak pada TOFA. Selain itu, dedak padi juga mengandung enzim lipase aktif yang dapat mengkonversi trigliserida menjadi asam lemak bebas. Oleh karena itu, dedak padi dipandang berpotensi untuk menjadi bahan baku alternatif untuk memproduksi TOEB. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi stabiliser TOEB dari asam lemak dedak padi kasar (CRFA) dan membandingkan karakteristik serta kinerjanya dengan TOEB yang diperoleh dari asam lemak dedak padi murni (RRFA) dan TOFA. Sintesis TOEB dilakukan dalam dua tahap reaksi. Tahap pertama adalah reaksi antara asam lemak dengan merkaptoetanol untuk menghasilkan merkapto etil asam lemak (MEAL). Tahap kedua adalah reaksi antara MEAL dengan metil timah klorida (MTC) untuk menghasilkan TOEB. Untuk mengetahui pengaruh perbandingan reaktan tehadap karakteristik TOEB yang diperoleh, komposisi reaktan pada sintesis TOEB divariasikan dengan perbandingan MTC terhadap MEAL defisit 10%, stoikiometri dan ekses 10%. Dosis stabiliser divariasikan pada 0,25 phr ; 0,5 phr dan 1 phr untuk mengetahui pengaruh dosis terhadap stabilitas PVC. Karakteristik MEAL dan TOEB yang dihasilkan diuji menggunakan spektra FTIR. Analisis MEAL dilakukan dengan mengukur kadar sulfhidril dan kadar asam lemak bebas. Analisis TOEB dilakukan dengan mengukur kadar sulfur dan kadar timah. Pemeriksaan efek stabilisasi dilakukan dengan uji statis menggunakan DHC dan uji dinamis dengan two roll mill. Penelitian ini berhasil menyintesis TOEB dengan kadar sulfur sebesar 6,0–6,7% dan kadar timah sebesar 10,6–11,4%. Kemurnian TOEB yang dihasilkan diperkirakan berkisar antara 75–84%. Keberhasilan sintesis TOEB dikonfirmasi oleh hasil pengujian spektra FTIR. CRFA menghasilkan TOEB dengan kemurnian, kadar sulfur dan kadar timah yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan TOEB RRFA dan TOEB TOFA tetapi tidak memberikan perbedaan kinerja yang signifikan. Perbedaan kemurnian bahan baku tidak memberikan dampak berarti pada efek stabilisasi. Hasil uji DHC dengan variasi dosis stabiliser menunjukkan PVC dengan dosis stabiliser 1 phr memiliki waktu induksi dan waktu stabilisasi paling baik. Berdasarkan kadar sulfur, kadar timah dan efek stabilisasi, TOEB yang disintesis dengan perbandingan MTC : MEAL sesuai kebutuhan stoikiometri memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan TOEB ekses dan TOEB defisit. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara keilmuan, penelitian ini menambah informasi dan pemahaman mengenai sintesis TOEB dari bahan baku alternatif serta efek stabilisasi termal yang dihasilkan. Secara praktis, penelitian ini dapat meningkatkan keberlanjutan produksi stabiliser TOEB dengan menyediakan bahan baku alternatif untuk menyubstitusi penggunaan TOFA yang ketersediaannya semakin terbatas. Selain itu, penelitian ini berkontribusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan dengan menghasilkan stabiliser panas ramah lingkungan yang berpotensi menjadi pengganti stabiliser timbal. Penelitian ini juga memberikan khasanah baru mengenai produk yang dapat dihasilkan dari dedak padi.