Pada tahun 2024 hingga minggu ke-22, Indonesia mengalami lonjakan kasus
demam berdarah dengue (DBD), dengan Kota Bandung dan sebagian wilayah DKI
Jakarta termasuk ke dalam lima besar penyumbang kasus DBD tertinggi. Akses
yang kini tidak sulit dan beragamnya pilihan moda transportasi membuat mobilitas
manusia antara kedua kota ini dapat terkoneksi dengan baik. Untuk itu, mobilitas
manusia antara Kota Bandung dan Jakarta menjadi aspek yang penting dan menarik
untuk diperhatikan dalam penelitian terkait penyebaran DBD, khususnya di Kota
Bandung. Penelitian ini mengkaji dinamika penyebaran DBD di Kota Bandung
dengan memperhatikan mobilitas manusia antara Kota Bandung dan Jakarta dengan
menggunakan kendaraan melalui akses tol yang ada di Kota Bandung. Sebuah
model transmisi DBD Kota Bandung dikonstruksi menggunakan model hostvector
kompartemen SEIR-UV yang melibatkan parameter proporsi mobilitas
manusia antara Kota Bandung dan Jakarta. Pendekatan kumulatif digunakan
untuk memperoleh solusi analitik model dan laju infeksi DBD dengan mendefinisikan
sebuah operator pembangkit kumulatif. Fungsi multilogistik dengan enam
suku logistik dipilih untuk menyesuaikan data kumulatif mingguan insiden DBD
Kota Bandung dan Jakarta tahun 2017-2019. Simulasi numerik pada dinamika
populasi orang yang terinfeksi DBD di Kota Bandung menunjukkan kesesuaian
yang baik dengan data mingguan insiden DBD Kota Bandung tahun 2017-2019,
sementara pengaruh mobilitas manusia dieksplorasi melalui simulasi numerik pada
laju infeksi dan bilangan reproduksi efektif DBD Kota Bandung. Hasil simulasi
numerik menggunakan tiga skenario mobilitas menunjukkan bahwa potensi penyebaran
DBD di Kota Bandung cenderung lebih besar terjadi saat jumlah orang yang
bermobilitas keluar Kota Bandung mengalami peningkatan, namun potensi penyebarannya
akan cenderung menurun apabila jumlah orang yang masuk ke Kota
Bandung mengalami peningkatan.