Kalsiner pada pabrik semen adalah komponen yang sangat penting terutama kaitannya dengan dekomposisi kalsium karbonat (CaCO3) menjadi kalsium oksida (CaO) dan karbon dioksida (CO2) akibat pemanasan atau kalsinasi raw mix semen. Karbon dioksida (CO2) di pabrik semen menjadi penyumbang gas rumah kaca (GRK). Oleh karena itu, dirancang sistem terintegrasi antara pabrik semen konvensional dengan siklus calcium looping (CaL) untuk mengurangi emisi CO2 dari pabrik semen. Siklus CaL digunakan untuk menangkap CO2 oleh CaO dan membentuk CaCO3 sebagai bahan baku semen. Siklus CaL mengurangi emsisi CO2, sehingga proses integrasinya terhadap sistem semen konvensional perlu diperhitungkan dengan baik terutama untuk partikel raw mix, dimensi kalsiner dan karbonator. Parameter rancangan yang penting dalam sistem integrasi CaL pada pabrik semen adalah diameter partikel rata-rata raw mix dan beda temperatur logaritmik, sedangkan untuk kalsiner dan karbonator adalah koefisien perpindahan panas (U), dimensi kalsiner, faktor karbonasi dan neraca massa keseluruhan setelah proses integrasi pabrik dengan peralatan utama sistem CaL. Pembakaran bahan bakar pada kalsiner untuk siklus CaL menggunakan oksigen murni, sehingga disebut oxy-calciner. Dimensi kalsiner siklus CaL dihitung berdasarkan koefisien perpindahan panas dan emisi CO2 yang dihasilkan, sedangkan pada dimensi karbonator dirancang memiliki volume yang sama dengan kalsiner namun dengan diameter lebih kecil. Neraca massa dan energi sistem terintegrasi juga dihitung kembali berdasarkan faktor karbonasi dan persentase kalsinasi raw mix. Pada penelitian ini, diperoleh partikel bahan baku yang mewakili umpan kiln di beberapa pabrik yaitu berdiameter rata-rata 3,28 ???????? dan koefisien perpindahan panas antara gas dan partikel rata-rata sebesar 4 W/m2K, serta diameter kalsiner hasil rancangan adalah 9,6 m dengan tinggi 25 m.