ALVIN TRIAZ PUTRA
EMBARGO  2027-08-19 
EMBARGO  2027-08-19 
ALVIN TRIAZ PUTRA
EMBARGO  2027-08-19 
EMBARGO  2027-08-19 
ALVIN TRIAZ PUTRA
EMBARGO  2027-08-19 
EMBARGO  2027-08-19 
ALVIN TRIAZ PUTRA
EMBARGO  2027-08-19 
EMBARGO  2027-08-19 
ALVIN TRIAZ PUTRA
EMBARGO  2027-08-19 
EMBARGO  2027-08-19 
ALVIN TRIAZ PUTRA
EMBARGO  2027-08-19 
EMBARGO  2027-08-19 
Kromium merupakan salah satu unsur yang memiliki keberadaan cukup banyak di bumi dan
tergolong dalam logam berat. Kromium memiliki berbagai bentuk fase yang tersebar di
lingkungan alami udara, tanah, dan air. Bentuk kromium yang memiliki sifat toksisitas yang tinggi
terhadap lingkungan adalah Cr(VI) dengan kelarutan yang lebih tinggi dibandingkan Cr(III).
Dampak logam berat Cr(VI) jika masuk ke dalam tubuh dalam kadar berlebih yaitu dapat bersifat
karsinogenik, mengganggu saluran pernapasan dan jaringan sekresi seperti ginjal serta hati. Oleh
karena itu, diperlukan suatu metode untuk analisis Cr(VI) yang dapat dijadikan acuan pencegahan.
Metode voltammetri baik digunakan untuk mengukur proses yang melibatkan reduksi dan
oksidasi, memiliki sensivitas yang tinggi, dan mudah digunakan. Pada penelitian ini, nanopartikel
ZnO digunakan sebagai zat pemodifikasi elektroda pasta karbon (EPK) yang bertujuan untuk
meningkatkan sensitivitas EPK yang digunakan. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
pembuatan serta karakterisasi elektroda pembanding Ag/AgCl dengan hasil Ipc/Ipa = 1,023 dan
?E = 0,011 V. Selanjutnya pembuatan EPK yang dimodifikasi nanopartikel ZnO. Pada
pengukuran larutan ion Cr(VI), EPK-ZnO memberikan arus yang lebih tinggi dibandingkan EPK
tanpa modifikasi. EPK-ZnO 7% w/w dan teknik voltammetri SWV merupakan komposisi dan
teknik yang optimum pada pengukuran. Pada saat pengukuran oleh EPK-ZnO, larutan ion Cr(VI)
memiliki pH optimum di pH 1 dengan proses yang terjadi pada permukaan EPK-ZnO dikontrol
oleh difusi. EPK-ZnO memiliki dua daerah linier pengukuran, yaitu 1 ?M - 10 ?M (R2 = 0,9954)
dan 10 ?M – 100 ?M (R2 = 0,9933), dengan limit deteksi sebesar 0,448 ?M. EPK-ZnO yang
dibuat memiliki keberulangan pengukuran hingga 40 kali dan dapat diproduksi kembali dengan
hasil yang sama. EPK-ZnO yang dibuat memiliki selektivitas yang baik. Pada pengukuran
menggunakan sampel air sungai, dilakukan perbandingan metode voltammetri dengan metode
atomic absorption spectroscopy (AAS) dengan hasil bahwa data kedua metode homogen dan tidak
berbeda secara signifikan.