digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak Marini Antika Sari
PUBLIC yana mulyana

Pengobatan secara mandiri tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau yang disebut dengan istilah swamedikasi dapat menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahan dalam pengobatan (medication error). Pelayanan konsultasi swamedikasi di apotek dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah terjadinya medication error. Dalam pelaksanaannya, apoteker berhak mendapatkan apresiasi yang layak agar pelayanan konsultasi dapat berjalan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui willingness to pay (WTP) atau kesediaan membayar masyarakat Bandung Raya untuk pelayanan konsultasi swamedikasi di apotek serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya antara sosiodemografi, pengalaman, dan persepsi masyarakat. Penelitian ini melibatkan 424 responden berdomisili Bandung Raya yang didapatkan melalui metode nonprobability sampling yaitu convenience sampling. Hasil menunjukan bahwa sebanyak 75,71% responden dalam penelitian ini menyatakan bersedia untuk membayar jasa pelayanan konsultasi swamedikasi di apotek sedangkan 24,29% lainnya tidak bersedia. Terdapat beragam nominal yang bersedia dibayarkan oleh responden yaitu di bawah Rp. 10.000 (6,92%), Rp. 10.000 – Rp. 20.000 (34,59%), Rp. 21.000 – Rp. 30.000 (23,9%), Rp. 31.000 – Rp. 40.000 (3,77%), Rp. 41.000 – Rp. 50.000 (18,87%, dan di atas Rp. 50.000 (11,95%). Persebaran kesediaan membayar pelayanan konsultasi swamedikasi di apotek berdasarkan sosiodemografi didominasi oleh usia muda (77,92%) pada faktor usia, perempuan (76,89%) pada faktor jenis kelamin, Kabupaten Bandung (78,26%) pada faktor domisili, Sarjana/S1 (77%) pada faktor pendidikan terakhir, dan kategori pendapatan > 3.500.000 pada faktor pendapatan perbulan. Kesediaan membayar pelayanan konsultasi swamedikasi di apotek, pada faktor pengalaman, didominasi oleh responden yang pernah memiliki pengalaman (77,24%) berkonsultasi sedangkan pada faktor persepsi, didominasi oleh responden dengan persepsi positif (76,2%). Hasil analisis statistik pada faktor usia dan persepsi menunjukkan signifikansi (p<0,05). Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Bandung Raya bersedia membayar jasa pelayanan konsultasi swamedikasi di apotek dengan nominal biaya antara Rp. 10.000 – Rp. 20.000. Adapun faktor yang mempengaruhi WTP adalah usia dan persepsi.