digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - MUHAMAD RIZHAN FATEHA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Dalam studi ini, dilakukan perancangan gedung baja tahan gempa dengan sistem Special Truss Moment Frame (STMF) di sumbu lemah kolom yang melampaui batasan panjang bentang yang ditetapkan oleh SNI 7860:2020. Gedung diasumsikan berfungsi sebagai kantor yang berlokasi di Bandung dengan kelas situs tanah sedang (SD). Sistem STMF dirancang dengan 3 variasi panjang bentang struktur, yaitu 20 meter, 24 meter, dan 28 meter per bentangnya, dengan setiap penambahan panjang bentang dari 20 meter akan digunakan tambahan Intermediate Vertical Member (IVM) untuk membatasi panjang tak terkekang special segment dan menambah kemungkinan lokasi sendi plastis pada sistem. Gedung juga dirancang dengan 3 variasi tinggi lantai, yaitu 1 lantai, 3 lantai, dan 6 lantai, sehingga dilakukan perancangan terhadap 9 variasi gedung. Desain elemen mengacu pada SNI 1729:2020 untuk elemen gravitasi, SNI 7860:2020 untuk ketentuan struktur baja tahan gempa, dan SNI 1726:2019 untuk analisis struktur terhadap syarat kegempaan. Seluruh struktur didesain harus memenuhi syarat kegempaan dan kemudian dianalisis dengan metode nonlinear static pushover analysis dengan target dari hasil analisis yaitu struktur yaitu kelelehan pertama terjadi pada area special segment sistem STMF. Nonlinear static pushover analysis dilakukan dengan menggunakan acuan ASCE 41-17 untuk property nonlinear dari setiap elemen struktur. Hasil nonlinear static pushover analysis berupa kurva kapasitas yang menunjukkan performa struktur dengan beban gempa rencana dan diketahui pula elemen yang mengalami kegagalan. Hasil desain yang didapat dan telah memenuhi syarat kegempaan menunjukkan kegagalan yang tidak diharapkan ketika dianalisis dengan metode nonlinear static pushover analysis. Oleh karena itu, dilakukan iterasi profil dengan memperbesar penampang sehingga didapat kapasitas yang lebih besar hingga akhirnya struktur mengalami kegagalan yang diharapkan, yaitu kelelehan pertama pada special segment. Dari hasil desain yang telah memenuhi target, diketahui bahwa ketika panjang bentang ditambah, special segment lebih cepat mengalami kegagalan. Hal ini dapat disebabkan oleh besarnya momen yang timbul di area special segment menjadi lebih besar. Selain itu, dengan penambahan panjang bentang dan digunakannya IVM, momen akan diterima terlebih dahulu oleh IVM sehingga kegagalan pertama yang awalnya terjadi di area special segment kini terjadi di IVM. Dengan demikian, didapat kesimpulan bahwa dengan digunakannya IVM ketika dilakukan penambahan panjang bentang, sistem STMF yang awalnya hanya diperbolehkan memiliki panjang bentang 20 meter, kini dapat dirancang dengan panjang bentang 24 meter dan 28 meter dengan tetap menghasilkan mekanisme kegagalan yang diinginkan.