Salah satu gejala yang meningkatkan penularan penyakit yang tinggi adalah batuk.
Dengan perkembangan penelitian, sistem deteksi batuk dapat digunakan untuk
memutus rantai penularan yang lebih tinggi dengan melakukan pra-skirining secara
nasional. Walaupun peningkatan akurasi dari sistem ini telah berkembang cukup
pesat, namun diperlukan solusi arsitektural untuk menjawab tantangan lain seperti
skalabilitas, susainabilitas, keterjangkauan, dan pemanfaatan. Oleh karena itu, pada
penelitian ini penulis membahas tentang perancangan arsitektur sistem deteksi
batuk yang dapat melayani 300 juta penduduk Indonesia melalui sistem yang
skalabel dengan biaya yang terjangkau tanpa mengesampingkan suistainabilitas
dari sistem yang dibangun. Perancangan sistem menggunakan PSKVE-S dapat
menjamin sustainabilitas sistem dengan mempertimbangkan kelima aspek penting,
yakni Product, Service, Knowledge, Value, dan Environment. Pengujian yang telah
dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan, rancangan PSKVE-S, desain arsitektur
dan implementasi yang telah dilakukan menyimpulkan bahwa pendapatan yang
dihasilkan dari target biaya layanan dapat memenuhi biaya berulang yang
diperlukan. Optimalisasi penggunaan cloud juga didapatkan sampai dengan titik
tertentu dibandingkan penggunaan server on-premise. Oleh karena itu, memicu
kepada pendapatan yang lebih besar daripada biaya berulang yang diperlukan
dalam pengembangan sistem, maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur yang
dirancang dapat meningkatkan sustainabilitas dari sistem yang dibangun.