Peralihan tata guna lahan pada kawasan Bandung Utara sebagai daerah resapan air
menjadikan airtanah sebagai topik yang krusial. Namun, informasi mengenai
kualitas airtanah pada Kecamatan Lembang belum merata. Oleh karena itu,
diperlukan penelitian mengenai kondisi geologi dan hidrogeologi untuk
memastikan kelayakan kualitas airtanah serta pengaruhnya. Daerah penelitian
berlokasi di Kecamatan Lembang yang meliputi Desa Jayagiri, Desa Cikahuripan,
Desa Cibogo, Desa Kayuambon, Desa Sukajaya, dan Desa Gudangkahuripan,
Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian pada aspek geologi
dilakukan dengan mengetahui kondisi penyebaran batuan, geomorfologi,
stratigrafi, struktur geologi, dan sintesis geologi. Adapun metode penelitian pada
aspek hidrogeologi dilakukan dengan mengetahui tinggi muka airtanah, fasies
hidrokimia, proses kimia airtanah, parameter fisik-kimia airtanah, kualitas airtanah,
dan laju infiltrasi.
Daerah penelitian terdiri dari tiga satuan geomorfologi berupa Perbukitan Gunung
Putri, Dataran Kaki Gunungapi, dan Kipas Aliran Piroklastik serta empat satuan
batuan berupa Satuan Hasil Gunungapi Tua Tak Teruraikan, Satuan Tuf
Berbatuapung, Satuan Lava, dan Satuan Tuf Pasir. Sistem hidrogeologi daerah
penelitian memiliki sistem endapan gunungapi berisi akuifer bebas yang dibagi
menjadi satuan Akuifer Hasil Gunungapi Tua Tak Teruraikan, Akuifer Tuf
Berbatuapung, Akuifer Lava, dan Akuifer Tuf Pasir. Berdasarkan parameter TDS,
terdapat airtanah dari 8 sumber air yang berada di luar baku mutu, sementara
berdasarkan parameter pH, terdapat airtanah dari 3 sumber airtanah yang berada di
luar baku mutu. Adapun fasies hidrokimia pada 5 sampel airtanah menunjukkan
tipe kalsium klorida, tipe magnesium bikarbonat, dan tipe campuran.
Analisis laju infiltrasi menggunakan mini disk infiltrometer di daerah penelitian
menunjukkan dominasi tingkat laju infiltrasi agak lambat hingga sedang. Laju
infiltrasi paling cepat berada pada zona tata guna lahan pemukiman.