Abstrak - Veronica T.P. Hasugian
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Pengamatan terhadap langit sudah dilakukan oleh manusia sejak zaman purba
kala. Banyak informasi yang telah didapatkan oleh manusia melalui pengamatan
langit. Oleh karena itu, Langit selalu menjadi acuan manusia dalam melakukan
kegiatan sehari-hari maupun melakukan penentuan hal-hal penting.
Salah satu cabang ilmu astronomi yang mempelajari bagaimana masyarakat
zaman dahulu dalam memahami langit disebut dengan Etnoastronomi. Melalui
Etnoastronomi, dapat dipahami bagaimana tingkah laku, pemikiran, dan
pengambilan keputusan masyarakat zaman dahulu dalam menerjemahkan langit
dan menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Masyarakat Toba dan Samosir, yang sebagian besar beretnis Batak, sejak
dahulu juga sering melakukan pengamatan terhadap langit. Pengamatan
ini juga didasari dengan kepercayaan mereka terhadap pencipta alam semesta
’Debata Mulajadi Nabolon’, yang dipercayai akan memberikan jawaban atas
pertanyaan mereka melalui fenomena-fenomena langit. Melalui kombinasi akan
kepercayaan adat dan pengamatan langit, akhirnya dirumuskan sebuah
pedoman penentu waktu yang bernama ’Parhalaan’ yang ditulis oleh seorang
Datu atau orang pintar yang dipercayai oleh masyarakat dapat berkomunikasi
dengan sang pencipta. Parhalaan berbentuk tabel yang terdiri atas 12-13 kolom
yang menandakan bulan dan 30 baris yang menandakan hari. Penentuan
hari dan bulan dalam Parhalaan dilakukan melalui pengamatan rasi Scorpio,
rasi Orion, dan fase bulan. Parhalaan juga berisikan ramalan hari baik dan
hari buruk yang dijadikan sebagai pedoman oleh masyarakat dalam melakukan
kegiatan sehari-hari, termasuk dalam kegiatan pertanian.
Kegunaan Parhalaan dalam kegiatan pertanian dipelajari lebih lanjut dengan
metode wawancara dan studi literatur. Setelah itu, didapati informasi
bahwa masyarakat dahulunya memulai kegiatan persiapan pertanian pada
bulan Sipaha Onom hingga Sipaha Piru dan mulai menanam di bulan Sipaha
Walu. Kegiatan panen akan dilakukan sekitar bulan Sipaha Tolu dan sebagai
ucapan syukur, mereka biasanya akan melakukan acara syukur di setiap
kampung (bius) pada bulan Sipaha Lima.