Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Sistem transmisi tenaga listrik memainkan peran vital dalam menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke
pengguna. Sistem ini rawan mengalami gangguan akibat sambaran petir karena terekspose ke udara dengan
ketinggian yang melebihi obyek lain sepanjang puluhan hingga ratusan kilometer. Perlindungan jaringan
transmisi tegangan tinggi, terutama Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), terhadap sambaran petir telah
dikembangkan menggunakan berbagai teknologi seperti arrester, direct grounding, counterpoise, unbalanced
insulator, free standing mast, dan extended mast terminal. Namun demikian, kegagalan proteksi petir pada
jaringan transmisi yang menyebabkan padamnya listrik (outage) masih terjadi. Oleh karena itu diperlukan inovasi
teknologi untuk perlindungan jaringan transmisi. Salah satu inovasi yang telah ada yaitu paten yang berjudul
“Metode dan Peralatan Proteksi Jaringan Transmisi Tegangan Tinggi dari Sambaran Petir dengan Pemisahan
Kawat Tanah Pelindung dan Pentanahannya dari Menara Transmisi”, yang selanjutnya pada tugas akhir ini
dinamai “Sistem Pentanahan Terpisah Terarah (SPTT)”. SPTT dirancang untuk meningkatkan keandalan
proteksi jaringan transmisi dengan memisahkan jalur penghubung antara sambaran petir dan tower dengan pin
isolator. SPTT terdiri dari finial, pin isolator, penghantar turun, dan grounding Lorentz yang masing-masing
berperan dalam memproteksi jaringan transmisi dari sambaran petir. Finial berfungsi untuk menangkap dan
menyalurkan arus petir menjauhi tower, sementara Pin Isolator memisahkan kawat tanah dari tower untuk
memberikan efek kapasitif yang melindungi dari arus impuls. Penghantar turun bertindak sebagai media utama
penyaluran arus impuls petir, dan Grounding Lorentz memastikan distribusi arus menuju tanah secara efektif.
Berbagai kajian yang telah dilakukan terkait teknologi SPTT belum memberikan penjelasan terperinci prinsip
kerja metode ini. Simulasi yang dilakukan tentang SPTT masih terbatas pada sistem tenaga listrik dengan sistem
tegangan yang berbeda dengan sistem tegangan PLN dan dengan karakteristik arus petir yang berbeda dengan
karakteristik arus petir standard. Meskipun SPTT telah diterapkan di sebagian jaringan transmisi PLN pada tahun
2017 hingga 2023, namun belum dilakukan analisis terkait kegagalan perlindungan yang telah terjadi. Oleh
karena itu analisis perlindungan jaringan transmisi menggunakan SPTT dilakukan pada tugas akhir ini. Analisis
dilakukan dengan kajian teoritis prinsip kerja SPTT, simulasi menggunakan ATP Draw, dan pengujian penerapan
SPTT di beberapa ruas jaringan transmisi PLN. Hasil simulasi menunjukkan bahwa SPTT mampu menahan
sambaran petir hingga 20,9 kA dengan tegangan impuls 125 kV. Uji lapangan menunjukkan efektivitas SPTT
sebesar 91-98% dalam mencegah outage jaringan transmisi akibat sambaran petir. Rusaknya sebagian finial dan
outage terjadi kemungkinan disebabkan sambaran petir dengan arus di atas 20,9 kA. Peningkatan performansi
SPTT dapat dilakukan dengan menempatkan pin isolator SPTT dengan nilai BIL sebesar 300-650 kV, penghantar
turun dengan konduktor berisolasi yang mempunyai impedansi kurang dari 50 ?, dan material elektroda
Grounding Lorentz dengan nilai impedansi yang lebih rendah.