Gas alam terdiri dari berbagai hidrokarbon dengan komposisi utamanya adalah metana.
Senyawa lain yang terkandung yaitu etana, propana, butana, air, karbon dioksida,
oksigen, hidrogen sulfuda, nitrogen, dan senyawa pengotor lain. Pada proses pengolahan
gas alam, kandungan gas asam yang ada gas alam perlu dipisahkan. Proses pemisahan
gas asam terjadi pada acid gas removal unit (AGRU). Salah satu gas asam yang dihasilkan
adalah hidrogen sulfida (H2S). Hidrogen sulfida (H2s) merupakan gas yang bersifat
korosif, toksik, dan berbau tidak sedap. Hal-hal tersebut dapat mengganggu kehidupan
manusia terutama dalam hal kebersihan lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena
itu, dibutuhkan adanya pengolahan H2s lebih lanjut menjadi unsur yang tidak berbahaya
bagi lingkungan dan kesehatan, yaitu elemental sulfur. Liquid Redox Process merupakan
salah satu proses yang dapat digunakan untuk mengonversi HS- menjadi elemental
sulfur. Senyawa pengelat dapat digunakan pada liquid redox process. Senyawa pengelat
tersusun dari logam sebagai senyawa pengoksidasi dan ligan sebagai penstabil kompleks
logam. Jenis senyawa pengelat yang digunakan dapat mempengaruhi jumlah sulfur yang
dihasilkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu reaksi, konsentrasi Na2S
umpan, serta rasio ligan EDTA terhadap perolehan sulfur. Untuk mengetahui hal tersebut
dilakukan penelitian dengan mengalirkan senyawa pengelat, larutan basa, dan udara ke
dalam reaktor. Lalu, larutan Na2S dimasukkan dan direaksikan dalam jangka waktu
tertentu. Proses dilakukan pada pH 10 dan temperatur ruangan. Endapan yang terbentuk
selama proses akan dianalisis kandungan sulfur dan logamnya. Selain itu, kandungan
sulfida awal dan akhir proses akan diuji menggunakan metode iodometri. Dari hasil
penelitian diperoleh bahwa kondisi operasi optimum terdapat pada variasi waktu 24 jam
dengan konsentrasi 0,01 M dan rasio ligan terhadap logam adalah 2 karena konversi serta
perolehan yang tinggi.