digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak Fadila Ilma Azzida 17220023
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Industri tekstil menghadapi tantangan lingkungan yang serius, termasuk industri kulit yang menjadi salah satu material yang umum digunakan pada kehidupan sehari-hari ini menjadi salah satu penghasil polusi terbesar baik berupa limbah padat maupun limbah cair yang dihasilkan dari proses penyamakan, serta berkontribusi besar pada emisi gas rumah kaca. Melihat dampak lingkungan yang dihasilkan, adanya kebutuhan untuk mencari kebutuhan alternatif material yang berkelanjutan, salah satu potensi solusi adalah penggunaan microbial-cellulose dari air kelapa atau biasa disebut nata de coco. Nata de coco memiliki kemurnian yang tinggi, kristalinitas tinggi, hingga morfoogi yang bersifat nano, sehingga memungkinkan untuk menjadi salah satu bahan untuk membuat material alternatif. Melalui metode eksperimen dengan menambahkan zat-zat aditif seperti gliserin, lateks, hingga penggabungan dengan material lain, dapat meningkatkan sifat mekanis yang dimiliki oleh nata de coco. Berdasarkan uji tarik yang dilakukan, nata de coco memiliki kekuatan tarik sebesar 95.14 N/mm2 yang apabila dibandingkan dengan kulit sapi dengan kekuatan tarik sebesar 39.5 N/mm2 . Jaket kulit merupakan salah satu produk andalan yang dihasilkan dari material kulit, maka dari itu produk ini dipilih sebagai produk pengaplikasian material nata de coco. Nata de coco memiliki potensi untuk dijadikan produk fesyen berupa material kulit alternatif, dilihat dari sifat mekanis yang dihasilkan setelah perlakuan-perlakuan, dalam konteks fesyen berkelanjutan, penggunaan nata de coco sebagai produk fesyen dapat membantu mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan dari industri fesyen dengan melihat bahan baku yang digunakan.