Terpentin merupakan salah satu senyawa yang dihasilkan melalui distilasi getah pohon
pinus. Komponen utama yang terkandung di dalam terpentin adalah alfa-pinena dan betapinena
yang banyak digunakan untuk memperoleh berbagai senyawa turunan terpentin,
salah satunya adalah terpineol melalui reaksi hidrasi terpentin. Di dalam dunia industri,
terpineol digunakan sebagai aroma dalam produk makanan dan minuman serta
wewangian dalam kosmetik dan perlengkapan mandi. Sintesis terpineol dapat
dilangsungkan dalam reaksi satu atau dua tahap. Reaksi satu tahap dilakukan dengan
mengonversi alfa-pinena secara langsung menjadi terpineol, sementara reaksi dua tahap
akan menghasilkan produk antara berupa terpin hidrat. Reaksi satu tahap lebih disukai
karena mekanismenya yang lebih sederhana, tetapi hingga saat ini, masih belum
ditemukan katalis dengan harga ekonomis yang dapat mencapai perolehan terpineol
hingga 80%.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variabel yang dapat mempengaruhi nilai
perolehan terpineol melalui reaksi satu tahap terpentin. Reaksi dilangsungkan pada
rentang temperatur 55 hingga 105°C, waktu reaksi 4 hingga 8 jam, rasio perbandingan
mol terpentin dengan air 1:5 hingga 1:30, dan penggunaan katalis asam yang terdiri dari
asam anorganik berupa asam nitrat dan asam fosfat, asam anorganik berupa asam asetat,
dan AHA berupa asam sitrat. Metode percobaan yang dilakukan pada penelitian ini terdiri
dari empat tahapan, yaitu tahap preparasi, tahap pencampuran, tahap pemisahan, dan
tahap analisis. Analisis komposisi produk dilakukan menggunakan unit Gas
Chromatography – Mass Spectrometry (GC-MS). Dari penelitian ini, ditemukan bahwa
peningkatan temperatur, rasio mol umpan air terhadap terpentin, serta waktu reaksi dapat
meningkatkan perolehan terpineol dan mencapai titik optimal pada temperatur 75°C,
rasio mol air 15 kali terpentin, dan waktu reaksi 8 jam, yang secara berturut-turut
mencapai nilai perolehan terpineol sebesar 19,14%, 18,07%, dan 7,06%. Selain itu,
penggunaan kombinasi katalis asam asetat dan asam sitrat berpotensi meningkatkan
perolehan terpineol karena dapat meningkatkan nilai konversi terpentin hingga 99,7%.