digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yosua Martona Ardian
PUBLIC Ridha Pratama Rusli

Kebutuhan energi di Indonesia masih bergantung pada bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi CO2 tinggi. Penelitian untuk mengubah CO2 menjadi asam format melalui reaktor reduksi elektrokimia CO2 menjadi penting karena asam format memiliki nilai tambah. Perolehan asam format dan efisiensi arus dipengaruhi oleh reaksi pada anoda. Diperlukan tinjauan lebih lanjut terkait pemanfaatan anoda yang dapat menghasilkan asam format secara ekonomis. Variasi jenis anoda dalam elektroreduksi CO2 adalah bentuk dan ukuran dari SS 316, karbon, dan titanium. Katoda, katolit, dan anolit yang digunakan berturut-turut adalah Pb- Sn, KHCO3 dan KOH. SS 316 dan titanium memiliki variasi bentuk mesh dan pelat dengan luas penampang 3 x 3 cm2 serta 2 x 2 cm2. Karbon memiliki variasi bentuk cloth dan pelat 3 x 3 cm2 serta dilakukan pengujian untuk karbon yang teraktivasi secara kimiawi. Setiap jenis anoda diuji satu tempuhan dengan anolit H2SO4. Karakterisasi morfologi anoda dilakukan dengan metode SEM. Asam format dianalisis dengan HPLC. Hasil percobaan menunjukkan jenis material anoda memengaruhi perolehan asam format berdasarkan konduktivitas elektriknya. Anoda SS-Ti memengaruhi perolehan asam format dan efisiensi arus melalui luas permukaan dan LHSV, sementara anoda karbon melalui luas permukaan. Aktivasi material karbon dapat meningkatkan konduktivitas elektriknya. Luas permukaan dan konduktivitas elektrik berbanding lurus, sedangkan nilai LHSV berbanding terbalik dengan arus yang dihantarkan. Arus listrik yang lebih besar meningkatkan perolehan asam format. Suasana anolit asam dapat menyebabkan laju korosi logam, perolehan asam format, dan efisiensi arus yang lebih tinggi dibandingkan pada suasana anolit basa. Perolehan asam format dan efisiensi arus tertinggi pada anolit asam dihasilkan dari penggunaan anoda carbon cloth teraktivasi dengan nilai berturutturut sebesar 22,6 mg dan 3,44%, sedangkan pada anolit basa oleh anoda SS 316 mesh berturut-turut sebesar 3,3 mg dan 0,33% selama 3 jam proses elektroreduksi CO2 pada kondisi sebelum pergantian CO2 diffuser.