

BAB 1 Surya Prima Sudibyo
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Surya Prima Sudibyo
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Surya Prima Sudibyo
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Surya Prima Sudibyo
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Surya Prima Sudibyo
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Surya Prima Sudibyo
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Surya Prima Sudibyo
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Kegiatan analisis kestabilan lereng berhadapan dengan beberapa permasalahan,
diantaranya adalah permasalahan pada ketidakpastian sifat-sifat batuan maupun
massa batuan. Analisis kestabilan lereng secara sederhana menggunakan konsep
nilai faktor keamanan (FK) dengan menggunakan satu nilai tunggal pada setiap
input parameternya. Sedangkan metode probabilistik menawarkan cara yang lebih
sistematis dalam memperlakukan kondisi ketidakpastian dan memberikan
alternatif lain terhadap pendekatan nilai faktor keamanan yaitu informasi
probabilitas kelongsoran (PK) suatu lereng.
Pada penelitian ini, dilakukan pemodelan lereng tunggal dengan tinggi lereng 12
m, 16 m, 24 m dan sudut lereng 400, 500, 600, 700, 800 untuk batubara, batulumpur
dan batupasir yang kemudian dilanjutkan dengan pemodelan lereng keseluruhan
untuk penampang A, B, dan C. Perhitungan FK menggunakan metode elemen
hingga sedangkan probabilitas kelongsoran dihitung menggunakan Point Estimate
Method dengan kohesi dan sudut gesek dalam sebagai variabel acak bebasnya.
Dari hasil analisis probabilitas kelongsoran didapatkan bahwa semakin besar
sudut dan tinggi lereng tunggal, maka semakin besar PK yang dihasilkan. Di
antara tiga litologi, batulumpur memiliki probabilitas kelongsoran yang paling
tinggi. Dengan menggunakan ambang batas PK ? 25% maka didapat sudut
maksimum lereng tunggal adalah 600 untuk tinggi lereng 12 m dan 450 untuk
tinggi lereng 16 m.Analisis lereng keseluruhan menunjukkan bahwa penampang
A memiliki PK 0.78%, penampang B memiliki PK 19.65%, dan penampang C
memiliki PK 11.38%.