digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Erwin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pemerintah Indonesia mencanangkan percepatan pengembangan energi terbarukan untuk mewujudkan Net Zero Emission pada 2060 yang diatur dalam Perpres No. 112 Tahun 2022. Indonesia memiliki potensi geotermal dan daya tarik yang besar namun pemanfaatannya belum maksimal. Dalam pengembangan energi geotermal tahapan eksplorasi menjadi salah satu tahapan yang sulit dan membutuhkan waktu yang banyak, sehingga diperlukan suatu metode yang dapat meningkatkan efektivitas tahapan eksplorasi dengan menggunakan penginderaan jauh. Suatu sistem geotermal ditandai dengan keberadaan manifestasi permukaan dan anomali termal. Penelitian ini memanfaatkan sensor TIR (Thermal Infrared Radiometer) yang ada pada citra ASTER untuk diolah menjadi LST (Land Surface Temperature). Berbagai tahapan koreksi dilakukan untuk mendapatkan nilai LST yang mendekati nilai temperatur tanah. Berdasarkan uji validasi, didapatkan nilai koefisien determinasi R2 yang cukup tinggi sebesar 0,66 antara nilai LST terkoreksi vegetasi dengan temperatur tanah. Selain itu, dilakukan uji normalitas yang menunjukkan nilai residual diantara keduanya terdistribusi normal. Nilai dari LST terkoreksi vegetasi merupakan hasil yang paling mendekati nilai temperatur sebenarnya. Nilai LST terkoreksi vegetasi kemudian diolah dan dianalisis menggunakan pendekatan statistik. Berdasarkan hasil perhitungan citra ASTER, ditemukan lima lokasi anomali termal citra. Setelah dilakukan verifikasi lapangan, tiga lokasi anomali termal terverifikasi sebagai area manifestasi geotermal, satu lokasi sebagai area manifestasi geotermal interpretatif dan satu lokasi lainnya berasal dari kolam pemandian air panas. Manifestasi permukaan yang dijumpai berupa mata air panas, fumarol, tanah beruap, kolam lumpur panas, dan batuan yang telah mengalami alterasi. Anomali termal dari citra satelit yang terkonfirmasi sebagai daerah manifestasi geotermal berada pada kelas 3 dari klasifikasi LST terkoreksi vegetasi. Temperatur tersebut berada pada kisaran 27,44°C hingga 30,69°C. Manifestasi permukaan yang ada di daerah penelitian dikontrol oleh struktur geologi berupa sesar dan struktur kaldera.