Dalam konstruksi Indonesia, baja tulangan mutu tinggi menjadi salah satu hal baru yang memasuki sistem pembangunan di Indonesia. Baja tulangan mutu tinggi memiliki potensi untuk mengurangi jumlah tulangan pada struktur sehingga menghasilkan struktur yang lebih ekonomis. Beberapa standar seperti ACI 318-19 merujuk pada ASTM A706 dan AASHTO LRFD Bridge Design Specifications mengizinkan penggunaan baja tulangan mutu tinggi Grade 80 (550 MPa) di daerah sendi plastis serta dapat digunakan untuk sistem seismik. Sementara itu, SNI 2847-2019 mengizinkan penggunaan baja tulangan mutu tinggi Grade 80 (550 MPa) namun tidak untuk sistem seismik khusus sehingga baja tulangan mutu tinggi belum umum digunakan di Indonesia terutama pada struktur tahan gempa, khususnya untuk struktur jembatan, gedung tinggi, dan lain-lain. Kemudian, pada struktur jembatan terdapat alternatif lain untuk meminimalisir permasalahan susut di awal pelaksanaan pada pilar-pilar jembatan tinggi berpenampang solid yaitu menggunakan elemen struktur pilar beton bertulang penampang berongga persegi. Penggunaan pilar berongga persegi dapat mengurangi berat bangunan dan beban seismik dengan mempertahankan kekuatan kolom serta secara signifikan mengurangi biaya konstruksi. Namun, penggunaan pilar penampang berongga persegi belum umum digunakan karena relatif sedikit studi eksperimental yang ada dalam literatur terkait kinerja zona sendi plastis jika terjadi gempa yang parah dan peraturan desain seismik saat ini tidak memberikan regulasi yang memadai untuk pilar penampang berongga serta dalam AASHTO LRFD Bridge Design Specifications pasal 5.7.4.7 dan pasal 5.10.7 pada ketentuan penampang berongga tidak membahas secara detail terkait perhitungan jika menggunakan penampang berongga.
Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan perilaku seismik (kekuatan, degradasi kekakuan, daktilitas, dan disipasi energi) dengan melakukan studi eksperimental pada tiga model spesimen yaitu spesimen HP 550 menggunakan baja tulangan mutu tinggi dengan jumlah tulangan yang lebih sedikit dibandingkan spesimen HP 420 menggunakan baja tulangan mutu biasa pada pilar penampang berongga persegi, dan SP 550 menggunakan baja tulangan mutu tinggi pada pilar penampang solid persegi. Masing-masing spesimen memiliki nilai momen nominal kapasitas penampang mendekati sama yang diberi pembebanan
siklik berbasis pada kontrol perpindahan berdasarkan ACI-374.1-05 dengan menggunakan metode quasi-static. Hasil dari pengujian berupa pola keruntuhan perilaku lentur kolom dan kurva histeresis dengan berbagai parameter yang dianalisis menghasilkan data untuk penelitian berupa degradasi kekakuan, daktilitas kolom, dan disipasi energi.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perilaku lentur terbentuk secara sempurna tanpa adanya kegagalan geser yang mendahului serta penggunaan baja tulangan mutu tinggi Grade 80 (550 MPa) pada pilar penampang berongga persegi memiliki kinerja seismik yang sama baik dengan baja tulangan mutu tinggi Grade 80 (550 MPa) pada pilar penampang solid persegi dan baja tulangan mutu biasa Grade 60 (420 MPa) pada pilar penampang berongga persegi sehingga pilar penampang berongga persegi dan baja tulangan mutu tinggi dapat digunakan pada daerah zona gempa tinggi.